Semisal, jumlah produksi barang dan jasa dari perusahaan milik 10% orang terkaya di Indonesia sebesar 1 triliun rupiah dan jumlah produksi dari 80% orang lainnya di Negara Indonesia senilai  1 triliun rupiah, maka GDP Indonesia akan dihitung sebesar 1 triliun rupiah. Dilihat dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gap antara penghasilan yang paling tinggi dan penghasilan paling rendah sangat jauh. Untuk melihat kesenjangan pendapatan biasa digunakan rasio gini.
Rasio gini adalah sebuah ukuran statistik yang digunakan untuk menilai ketimpangan pendapatan dalam suatu populasi. Rasio ini dihitung berdasarkan Kurva Lorenz, yang secara grafis menggambarkan distribusi pendapatan. Kurva Lorenz yang sama rata ( setiap orang memiliki proporsi pendapatan kumulatif yang sama dengan proporsi populasi mereka) akan menghasilkan rasio gini 0. Kurva Lorenz yang sangat tidak sama rata (saatu orang memiliki semua pendapatan) akan menghasilkan rasio gini 1. Maka, semakin rendah nilai rasio gini, semakin rendah pula ketimpangan pendapatan, begitupun sebaliknya.Â
Dalam Islam untuk mengatasi distribusi pendapatan yang tidak merata ada yang namanya konsep distribusi, yaitu bagaimana caranya agar sumberdaya atau harta yang ada tidak berkumpul di sebagian kecil manusia saja. Prinsip prinsip distribusi dalam islam meliputi zakat, infaq, sedekah, wakaf, dan pelarangan riba. Pertama, zakat bermanfaat untuk menyalurkan harta dari golongan yang hartanya sudah mencapai nisab dan haul kepada golongan yang masih di bawah had kifayah (zakat poverty line). Kedua, infaq dan sedekah dapat membantu orang yang membutuhkan. Ketiga, wakaf berfungsi untuk menyalurkan harta untuk kepentingan khalayak umum. Keempat, larangan riba mencegah eksploitasi golongan orang yang membutuhkan dengan utang yang beranak-pinak. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H