Itulah chat yang saya berikan kepada siswa-siswa saya selepas mereka mengerjakan tugas yang saya kirim secara pribadi melalui WhatsApp. Selalu ada rasa terharu di hati saya ketika mereka mengucapkan kalimat "terimakasih bu guru". Seakan-akan menggambarkan bahwa mereka berbahagia karena usaha mereka dihargai dengan nilai tertinggi.
Tentu perasaan setiap anak berbeda-beda. Ada yang sudah bosan, bahkan mungkin beberapa ada yang mengalami hal-hal sulit seperti mendapatkan cubitan dan bentakan dari orangtuanya jika tidak bisa. Demikianlah yang saya dengar dari percakapan grup guru di sekolah lain yang juga saya ikuti.
Sejauh ini, saya belum mendengar siswa saya mengalami hal-hal yang demikian. Mungkin ada yang mengeluh dari siswa dan orangtua seperti tugas yang diberikan guru kelas terlalu banyak. Belum lagi guru kelas yang teramat kaku memberikan tugas.Â
Maka saya merekomendasikan diri kepada siswa yang dekat rumahnya dengan saya, "jika kesulitan belajar sendiri di rumah, silahkan ke rumah bu erni ya, nanti ibu bantu".
Maka beberapa siswa ada yang belajar di rumah saya, bahkan mereka mengajak temannya yang lain agar lebih seru dan semangat belajarnya.
Saya sendiri mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam. Selama pembelajaran jarak jauh melalui chat pribadi, saya memahami bahwa tingkat kemampuan siswa saya berbeda-beda.Â
Ada yang melalui proses harus dijelaskan terlebih dahulu, ada yang langsung memahami, ada yang perlu pendekatan-pendekatan khusus. Setiap anak memiliki cara berbeda-beda untuk paham.
Maka ketika memberi tugas, saya selalu meninggalkan feedback untuk masing-masing anak. Agar mereka bersemangat dalam belajar.
Tugas yang saya berikan selama ini bermacam-macam, seperti anak menonton video kartun seperti di bawah ini.
Dari kisah tersebut anak-anak saya minta untuk memberikan pesan dan kesan. Kira-kira pesan apa yang didapat dan apa kesannya setelah melihat film kartun tersebut.Â