Anak-anak itu membutuhkan model-model, bukan kritik-kritik.
Siapalah yang tidak kaget, gumun, bertanya-tanya, bahkan tak habis pikir, ketika seorang remaja berusia 15 tahun membunuh seorang balita berusia 5 tahun. Bukan hanya rakyat awam, bahkan presiden pun pasti terkejut, miris, tragis, dan mengerikan.
NF, remaja yang dikenal pendiam, cerdas, jago gambar, pintar berbahasa inggris, dan pernah ikut karate itu telah membunuh APA, tetangga sekaligus teman main adiknya.
Gambar NF. Sumber: Pikiran-Rakyat.com
APA diajak ke kamar mandi, disuruh mengambil mainan di bak kamar mandi, ditenggelamkan, lalu dicolok lehernya. Mayatnya disimpan di dalam lemari NF.
Selepas membunuh APA, NF membuat status di facebooknya.
Temannya, Noven Anggara mengira bahwa itu cuma bohongan, ternyata beneran.
Saat orangtua dan para warga mencari APA ke rumah NF, NF pun tak bicara apa-apa, tampak tenang, dan tak menunjukkan sikap mencurigakan.
Keesokan harinya saat ia ke kantor polisi pun masih sempat update status.
Tampak sekali bahwa ia tidak takut. Kepada polisi ia mengaku melakukan aksi pembunuhan tersebut karena terinspirasi film horor Slenderman. Bahkan ia pun telah mengetahui apa yang akan terjadi kepadanya setelah ia melaporkan diri kepada polisi.
Ya, dia telah mengetahui akibat dari tindakannya adalah penjara atau rehabilitasi.
Lihat Sosbud Selengkapnya