Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Pelaku Pembunuhan (NF), Belajar dari Kasus Mary Bell

11 Maret 2020   22:23 Diperbarui: 11 Maret 2020   22:32 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga kini, di usianya yang ke-61 tahun, Mary masih hidup bersama pasangannya, memiliki seorang putri, yang juga telah memberinya cucu.

Dari kisah Mary dapat kita ambil pelajaran bahwa pelaku pembunuhan membutuhkan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.

Bantu mereka memiliki masa depan yang lebih baik, menyesali apa yang telah mereka lakukan sehingga tidak mengulanginya lagi.

Anak-anak sesungguhnya hanya membutuhkan dukungan, cinta, kasih sayang, motivasi yang tinggi, dan keyakinan bahwa dirinya berada di jalan yang benar. Maka para orangtua jadilah model bagi mereka, bukan mengkritik, menyalahkan, apalagi melabelinya.

Salam.

Sumber bacaan:

Indonesia Lawyers Club (ILC) "Dari Bullying sampai Membunuh: Mengapa Anak-anak Kita Makin Kejam?"

Pakar Grafolog Ungkap Analisis Tulisan Tangan ABG Pembunuh di Sawah Besar

Curhatan NF: Mau Bunuh Bayi hingga Aku Selalu Mencintaimu

Kisah Mary Bell dan Kenapa Seorang Anak Bisa Menjadi Pembunuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun