Hingga kini, di usianya yang ke-61 tahun, Mary masih hidup bersama pasangannya, memiliki seorang putri, yang juga telah memberinya cucu.
Dari kisah Mary dapat kita ambil pelajaran bahwa pelaku pembunuhan membutuhkan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.
Bantu mereka memiliki masa depan yang lebih baik, menyesali apa yang telah mereka lakukan sehingga tidak mengulanginya lagi.
Anak-anak sesungguhnya hanya membutuhkan dukungan, cinta, kasih sayang, motivasi yang tinggi, dan keyakinan bahwa dirinya berada di jalan yang benar. Maka para orangtua jadilah model bagi mereka, bukan mengkritik, menyalahkan, apalagi melabelinya.
Salam.
Sumber bacaan:
Indonesia Lawyers Club (ILC) "Dari Bullying sampai Membunuh: Mengapa Anak-anak Kita Makin Kejam?"
Pakar Grafolog Ungkap Analisis Tulisan Tangan ABG Pembunuh di Sawah Besar
Curhatan NF: Mau Bunuh Bayi hingga Aku Selalu Mencintaimu
Kisah Mary Bell dan Kenapa Seorang Anak Bisa Menjadi Pembunuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H