Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua, Belajarlah Pendidikan Seks demi Anak Anda

24 Februari 2020   22:46 Diperbarui: 24 Februari 2020   22:42 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Orang tua jangan mendidik anak seperti generasi mereka dahulu

Orang tua harus menyadari bahwa mereka tidak bisa mendidik anaknya seperti generasi zaman mereka. Anak-anak saat ini tumbuh dalam perkembangan teknologi. Siapa yang tidak mengikuti perkembangan teknologi maka mereka akan tertinggal.

Didiklah anak sesuai dengan zamannya, bukan sesuai dengan zaman anda.

Maka kenalkan teknologi dengan memberi bimbingan untuk memilih konten-konten yang mengedukasi. Berikan pemahaman kepada anak mengapa kita harus mampu memfilter konten yang bermanfaat. Berikan pemahaman tentang dampak  konten-konten yang tidak bermanfaat.

2. Orang tua jangan menganggap pendidikan seks tabu

Pola berfikir tentang seks tumbuh bukan ketika anak memasuki masa remaja. Sigmund Freud (1856-1939) terkenal melalui teorinya tahap psikoseksual (psychosexual stages).  Ia berpendapat bahwa anak yang lahir hingga berusia 1,5 tahun sudah mengenal kesenangan yang dipusatkan di mulutnya (tahap oral). Usia 1,5 tahun hingga 3 tahun kesenangannya dipusatkan di daerah anus (tahap anal). Usia 3 tahun-6 tahun kesenangannya dipusatkan di daerah genital (tahap falik). Usia 6 tahun hingga pubertas anak lebih fokus mengembangkan keterampilan sosial dan intelektualnya (tahap laten). Masa pubertas dan seterusnya, sumber kepuasaan seksualnya adalah seseorang di luar keluarganya (tahap genital). Maka pendidikan seks harus ditanamkan kepada anak sejak dini.

3. Bantulah anak untuk dapat bergaul dengan cara yang benar

Proses pembentukan anak untuk mampu beradaptasi dimanapun ia berada, tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi yang utama adalah bantuan dari orang tua. Ketika anak masih dini, bantu dia untuk bersosialisasi dan terbuka dengan orang lain. Ketika ia mulai sekolah, pahamkan tentang kasih sayang dan saling membantu kepada teman-temannya. Usahakan ia selalu terbuka dan nyaman dengan orang tua dengan cara kita menjadi teman dan sahabat anak kita.

Ketika ia mulai menyukai seseorang, katakan bahwa itu adalah hal yang wajar, jatuh cinta dan patah hati adalah wajar.

Menyukai seseorang, jatuh cinta, dan patah hati adalah proses belajar tentang perasaan dan pendewasaan.

Pahamkan bahwa saat sekolah waktunya untuk menjalin relasi, mengembangkan potensi, belajar banyak hal, dan fokus pada masa depan. Pahamkan bahwa akan ada waktunya sendiri kapan kita akan memilih pasangan, menikah, hamil, memiliki anak, dan memikirkan masa depan anak. Pahamkan bahwa hidup akan berjalan dengan waktunya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun