Ketiga, pendidikan agama leluhur dan aliran kebatinan belum ada di sekolah. Bagi penganut aliran Marapu orang tua serta masyarakatnyalah yang mengajarkan tentang agama leluhur Marapu. Para orang tua berusaha mempertahankan agama Marapu. Tiap-tiap keluarga diharuskan adanya pewaris agama Marapu. Seperti yang dialami Nono Bani, rato (kepala suku) Merapu dimana ia memiliki 9 anak, anaknya yang 7 sudah dibabtis, dan yang 2 belum. Maka ia berharap anaknya yang nomor 9 lah yang akan mewarisi Merapu.
Sedangkan untuk Aliran Kebatinan mereka belajar dengan penyuluh penghayat. Materi yang diajarkan yaitu tentang sejarah, budi pekerti, dan spiritual yang dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 18.00-20.00.
***
Demikianlah deskripsi terkait film dokumenter "Atas Nama Percaya", tentang agama leluhur Merapu dan Aliran Kebatinan Perjalanan. Saya kira film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton seluruh lapisan masyarakat baik dari tingkat santri, akademisi, hingga pemerintah, untuk mulai berpihak pada hak asasi manusia, keberagaman, menjunjung budaya, dan belajar dari sejarah, demi terwujudnya demokrasi yang inklusif di Indonesia.
Sumber bacaan:
 Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur dalam Politik Agama di Indonesia
Lebih Dekat dengan Penghayat Kepercayaan: Ulasan dan Refleksi Film "Atas Nama Percaya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H