Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Atas Nama Percaya", Memahami Mereka yang Menganut Agama Leluhur dan Aliran Kebatinan

4 Februari 2020   02:22 Diperbarui: 4 Februari 2020   14:28 3209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini saya melihat film dokumenter berjudul "Atas Nama Percaya". Film berdurasi 36 menit ini adalah film pertama dari seri "Indonesian Pluralitas", kolaborasi antara Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, WatchdoC Documentary, dan Pardee School of Globe Studies, Boston University; dengan dukungan dari the Henry Luce Foundation. 

Tujuan dari film ini adalah untuk memberikan edukasi dan memperkaya wawasan keilmuan terutama tentang budaya, serta untuk membuka forum diskusi yang lebih luas. Film ini telah diputar di beberapa komunitas, institusi, lembaga, dan sekolah-sekolah.

Film "Atas Nama Percaya" menceritakan perjalanan panjang kelompok penghayat kepercayaan atau penganut agama leluhur untuk bertahan dan mendapat pengakuan dari negara dan penerimaan dari masyarakat. 

Film ini fokus pada dua komunitas: agama leluhur Marapu dari Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur dan aliran kebatinan perjalanan di Jawa Barat.

Agama Leluhur Marapu, Sumba, NTT dan Aliran Kebatinan Perjalanan di Jawa Barat

Rato (seorang ketua suku) sedang memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah. watchdoc.co.id
Rato (seorang ketua suku) sedang memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah. watchdoc.co.id
Sebagian besar masyarakat Sumba masih menganut agama leluhur yang disebut Marapu. Bagi penganut Marapu, mereka meyakini para leluhur mewariskan lara ina lara ama, atau jalan ibu jalan bapa. Suatu ajaran yang menekankan ikatan sosial dan ikatan ekologis yang memberi petunjuk bagi keselamatan warga Marapu. Terlepas dari kuatnya agama Kristen dan Katolik, warga Marapu tetap teguh menjalankan tradisi mereka.

Salah satu kebiasaan yang dilakukan warga Marapu adalah berkumpul untuk memecahkan masalah. Seperti contoh ketika ada tamu yang ingin melakukan pengambilan gambar di area Uma Kalada, mereka melakukan ritual potong ayam dengan tujuan mendapatkan petunjuk Marapu terkait permohonan ijin pengambilan gambar di area Uma Kalada atau rumah besar yang keramat. 

Lewat usus ayam yang disembelih, kehendak Marapu dibaca dan dipahami. Petunjuk Marapu disampaikan oleh rato (ketua suku) bahwa kamera tidak boleh masuk di area Uma Kalada, hanya gambar dari kejauhan yang boleh diambil.

para penganut aliran kebatinan perjalanan sedang menghayati kepercayaannya di pasewahan, sumber: watchdoc.co.id
para penganut aliran kebatinan perjalanan sedang menghayati kepercayaannya di pasewahan, sumber: watchdoc.co.id
Selanjutnya, Aliran Kebatinan Perjalanan di Jawa Barat adalah salah satu organisasi penghayat kepercayaan, yang didirikan 17 September 1927 di desa Cimeria, Subang, Jawa Barat. Mereka melakukan segala rutinitas diskusi di Pasewahan. 

Kebatinan memiliki kepercayaan inti tentang Ketuhanan Yang Maha Esa dan menekankan kehidupan manusia sebagai perjalanan menuju Tuhan. Ritual mereka adalah praktik keseharian yang dilandasi dengan kesadaran pada perjalanan menuju Tuhan.

Sejarah Kelam Aliran Kebatinan Perjalanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun