Hasil itu terakhir, yang penting telah mencoba.
"Kau bukan kakak kami! Kenapa pula kami harus nurut! Lihat. Kulit kau hitam. Tidak seperti kami, yang putih, rambut kau gimbal, tidak seperti kami yang lurus. Kau tidak seperti kami, tidak seperti Dalimunte dan Yashinta. Kau bukan kakak kami. Kau pendek! Pendek! Pendek!" Marah Ikanuri ketika ia dan Wibisana ketahuan mencuri mangga tetangga oleh kak Laisa, dan kak Laisa memarahi mereka.
Setelah ucapan Ikanuri yang menggetarkan batinnya itu, Laisa berhenti memarahi mereka, ia hanya mampu menangis, sedang dua adiknya berlari ke hutan hendak melarikan diri, takut jika dimarahi mamak. Sampai akhirnya mereka tersesat di hutan dan bertemu harimau. Masyarakat mencari mereka, termasuk Laisa dan Dalimunte.Â
Hingga pada akhirnya, Laisalah yang menolong mereka dari terkaman harimau. Ikanuri dan Wibisana menyesali ucapan mereka tadi siang. Laisa tidak marah kepada mereka berdua, sungguh ia sangat menyayangi adik-adiknya meski mereka bandel, dan telah menghinanya.
Demi Laisa, Dalimunte tidak ingin menikah mendahului kakaknya, meski Cie Hui, pacarnya telah sekian lama menunggunya. Hingga akhirnya Cie Hui tidak bisa untuk menunggu lebih lama lagi. Usianya sudah 26 tahun dan Dalimunte telah 27 tahun. Maka Laisalah yang membujuk Dalimunte agar mau menikah terlebih dahulu.Â
Demikian ketika Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta telah menemukan jodohnya masing-masing dan siap untuk menikah, mereka ingin menunggu kakaknya menikah terlebih dahulu, tetapi lagi-lagi Laisalah yang turun tangan membujuk mereka agar mereka menikah terlebih dahulu.