Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penderita Disleksia, Sulit Mengeja Bukan Berarti Bodoh

20 Januari 2020   14:49 Diperbarui: 26 Januari 2020   15:52 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ihsaan di dinding kamarnya--fortunatemusings.com

Kenaikan kelas kemarin Pakde saya mencabut sekolah anaknya karena sudah kelas 5 tapi masih juga belum bisa membaca. Guru pun tak tahu apa penyebabnya. 

Mereka memberikan pilihan apakah mau tinggal kelas lagi atau pindah sekolah. Pakde saya memilih mencabut sekolah anaknya dan tidak memindahkannya juga.

Menyuruh anaknya tidak sekolah. Ia merasa percuma anaknya disekolahkan, buang-buang uang. Pakde saya menganggap anaknya bodoh, ia kemudian menyuruh anaknya untuk kerja saja ikut budhenya mengurus bakso. 

Para tetangga, dan kerabatnya pun tidak tahu apa penyebab sepupu saya itu, mereka ikut melabelinya bodoh. Bahkan budhe saya dengan teganya mengatakan bahwa ia tak memiliki masa depan.

Sepupu saya hanya diam saja dengan label bodoh dan tidak memiliki masa depan itu. Tetapi saya yakin hatinya pasti memberontak. Siapa yang mau dikatakan bodoh? Tidak ada. Semua orang ingin mendapatkan penghargaan dan apresiasi, bukan hinaan.

Singkat cerita, beberapa hari yang lalu saat saya mengerjakan Tes Potensi Akademik saya, saya menemukan sebuah bacaan yang berhasil membuat saya memikirkannya hingga saat ini. Disleksia.

Disadur dari sebuah artikel di www.sinarharapan.co.id yang ditulis di buku tersebut, dikatakan bahwa disleksia berasal dari bahasa Yunani, "dys" berarti "sulit dalam", dan lex (berasal dari legein, yang artinya "berbicara"). Disleksia berarti menderita kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis.

Via admecindia.co.in
Via admecindia.co.in
Kisah tentang anak menderita disleksia pernah difilmkan dengan judul "Taare Zameen Par" yang dirilis sejak 12 Desember 2007 di India.

Film ini mendapatkan penghargaan sebagai Filmfare Best Movie Award 2007 dan menceritakan tentang kisah seorang anak SD bernama Ishaan Awasthi yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung, padahal sudah duduk di kelas 3. Orangtuanya menganggap ia bodoh, berbeda dengan kakaknya yang selalu jadi juara kelas.

Guru-gurunya tak mau lagi menerima Ihsaan karena mereka juga menganggap ia bodoh. Ayahnya pun memindahkan Ihsaan ke sekolah berasrama. 

Bagi ayahnya, selain bodoh, Ihsaan juga nakal karena tidak mau diatur. Ia pikir jika Ihsaan ditempatkan di asrama itu akan membantunya untuk berubah. Tetapi Ihsaan kecil merasa ia disisihkan dari keluarganya. Ia frustasi. Guru-gurunya di asrama pun sama, mengatakan ia bodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun