Pengantar
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak museum. Menurut informasi dari kemendikbud.go.id saat ini kurang lebih terdapat 495 museum. Bahkan beberapa diantaranya sudah berumur lebih dari 100 tahun (1 abad). Salah satunya adalah museum Radya Pustaka.
Secara etimologi, Radya berarti pemerintah dan Pustaka berarti surat. Pada mulanya tempat ini memang untuk menyimpan surat-surat kerajaan, dalam hal ini Kasunanan Surakarta. Radya Pustaka sudah ada sejak masa pemerintahan Belanda dan merupakan lembaga ilmu pengetahuan berawawasan kebangsaan yang didirikan oleh kaum bangsawan Surakarta.
Sejarah Singkat Radya Pustaka
Sampai pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwana IX ada suatu badan yang mengurus masalah pengetahuan dan kebudayaan yang dikenal dengan Bataviaasch Genootschap. Didirikan oleh Belanda pada tahun 1778 dan dikelola serta hanya diperuntukkan bagi warga Belanda.Â
Seiring berjalanannya waktu, meningkatnya kepedulian para bangsawan, negarawan dan budayawan terhadap ilmu pengetahuan serta kebudayaan, maka pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Mulud tahun Ehe 1820 atau kalau menurut kalender Masehi tanggal 28 Oktober 1890 dengan ditandai sengkalan Luhuring Mangesthi Tunggal, di kota Surakarta berdiri sebuah perkumpulan kebudayaan yang dikenal dengan Paheman Radya Pustaka (R. Harmanto, 2000 : 602) dalam buku Bauwara Adat Tata Cara Jawa.Â
Dalam Bahasa Jawa, Paheman mempunyai arti pembicaraan, perundingan atau penasehat.
Adapun pendiri badan tersebut adalah pepatih dalem Sunan Paku Buwono IX yang bernama KRA Sosrodiningrat IV, seorang negarawan dan budayawan Jawa. Paheman Radya Pustaka merupakan badan kebudayaan (permuseuman) tertua dan pertama di Indonesia yang pada awalnya museum tersebut berada di rumah beliau.
 Yakni di Ndalem Kepatihan Surakarta atau dikenal dengan Kepatihan Hendroprasta. Perpustakaan Radya Pustaka menempati ruang Hastisana sedang koleksi benda-benda bersejarah dan budaya berada di gedung Panti Wibawa.
Sejak awal berdiri, Paheman Radya Pustaka mempunyai tujuan untuk melestarikan kebudayaan Jawa dan mendidik bangsa agar menjadi bangsa yang berpengetahuan serta mempunyai rasa kebangsaan yang tinggi.Â