Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jejamuan dan Arsip Kuno yang Ada Didalamnya

17 November 2023   15:51 Diperbarui: 17 November 2023   15:55 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb 2. Penjual jamu gendhong di utara stadion Manahasn Solo(ft. pribadi)

Sedaya pun pipis, pun pendhet toyanipun, pun saring lajeng dipun unjuk kagem jampi. Ampasipun kagem tapel

7.

Lare utawi tiyang sepuh gom

Sakit sing lambe utawi gusi ngatos ketingal pethak

Oyot sidagorin panjangipun 3 jari, oyot bayem abrit panjangipun 3 jari, adas 3 jodho, pulasari panjangipun 1 jari, kayu manis lan sere 1 driji, brambang 2 wungkul pun bakar.

Sedaya pun pipis, pun saring lajeng pun unjuk. Ampasipun pun tempelaken ingkang kenging gom. Saumpami punika dereng mantun, saget pun tambahi toya tajin sakcekapipun

Naskah-naskah atau arsip-arsip kuno tersebut bisa dikatakan menjadi sumber informasi pengobatan/ jamu tradisional  Jawa. Ibarat berpacu dengan waktu, pengetahuan tentang pengobatan tradisional sebaiknya tidak hanya berdasar pada arsip-arsip yang ada. Namun, bisa dilakukan melalui wawancara dengan para perajin, pedagang jamu gendhong ataupun pengobatan tradisional yang masih beroperasi. Hasil wawancara tersebut didokumentasikan. Karena pengetahuan tentang hal itu bisa digali jika pelakunya masih hidup. Karena tidak bisa dipastikan sang pelaku atau sang pemilik pengetahuan akan mewariskan ilmunya kepada keturuannya. Dan belum tentu pula yang diwarisi mau menerima pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh pendahulunya.  

Sedangkan untuk pengelola perpustakaan, untuk menjaga naskah-naskah atau arsip-arsip kuno supaya tetap bisa dinikmati oleh generasi Z dan sesudahnya salah satunya dengan digitalisasi. Sedangkan untuk arsip-arsip yang masih menggunakan aksara Jawa bisa dengan dialihbahasakan kemudian diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia. Supaya pengetahuan tentang pengobatan tradisional Jawa tidak hilang ditelan jaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun