Mohon tunggu...
Sarido Purba
Sarido Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Awardee LPDP RI

Studi di Pascasarja Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Penyuluhan Pertanian Pedesaan pada Penduduk Berpendapatan Rendah

10 September 2024   14:00 Diperbarui: 10 September 2024   14:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah pedesaan merupakan tempat yang kaya akan sumber daya alam agraris dan dapat diperbaharui, khususnya dibidang pertanian yang setiap hari digerakkan oleh  masyarakat  petani. Petani memiliki keunikan dan kemampuan sendiri dalam aktivitas bercocok tanam dibidang agraris pada wilayah lokal pedesaan. Penduduk pedesaan umumnya membudidayakan tanaman pangan sebagai kebutuhan pokok keluarga seperti padi, jagung, singkong.  Tanaman tersebut merupakan sumber utama pangan bagi masyarakat petani di pedesaan.

Masyarakat pedesaan yang telah bergerak sebagai petani dalam kurun waktu yang lama atau puluhan tahun tentu tidak boleh diremehkan kemampuannya. Baik kemampuan dalam menghasilkan panen yang melimpah karena tingkat kesuburan tanah diwilayah pedesaan yang sangat menjanjikan serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan setempat. Hal inilah yang menjadi keunikan dan kemampuan yang dimiliki oleh petani dalam budidaya agraris dibidang pangan.

Kemampuan petani dalam produksi hasil bumi dibidang pertanian yang memadai, artinya petani telah berdaya dalam mengelola dan menggerakkan sektor pertanian diwilayah pedesaan. Kemampuan petani untuk menghasilkan panen yang berkualitas, akan tetapi hasil panen yang tinggi tersebut tidak dapat terserap oleh pasar tentu melahirkan masalah tersendiri karena tidak dapat diserap pasar.

Berangkat dari masalah atau fenomena di atas sangat dibutuhkan indentifikasi untuk dianalisis kira-kira apa yang dibutuhkan untuk merumuskan masalah yang tumbuh kepermukaan. Dalam bidang pertanian ada tiga unsur yang menjadi sistem satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yaitu produksi, pengelolaan dan distribusi. Dalam sektor pertanian diwilayah pedesaan sitem tersebut belum mampu diterapkan khususnya pada bidang distribusi. Sehingga membutuhkan inovasi dan edukasi dalam menginplementasikan sistem tersebut.

Masyarakat petani saat ini merupakan orang yang bergerak dibidang pertanian kecil sehingga belum mampu menerapkan akses pasar dalam skala besar.

Dalam keterbatasan daya petani dibutuhkan kemampuan dari luar diri mereka berupa sinergi. Kerja sama dari berbagai elemen/pihak, baik lembaga pemerintah, penyuluh atau aktor yang memiliki kemampuan mendampingi untuk bersinergi menggerakkan sistem pertanian tersebut untuk saling melengkapi. Salah satunya adalah penyuluh pertanian dalam memdampingi dan memberi literasi, edukasi dan inovasi pemasaran dari produk-produk  yang dihasilkan oleh petani.

Davis dkk (2021) penyuluhan pertanian memberikan hubungan penting antara inovasi dan penemuan pertanian dengan perbaikan jangka panjang dalam skala besar, ketika petani dan pelaku ekonomi pedesaan lainnya belajar, beradaptasi, dan berinovasi dengan teknologi dan praktik baru. Namun, kurangnya kapasitas dan kinerja penyuluhan pertanian di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah masih menjadi kekhawatiran. Merancang dan melaksanakan penyediaan penyuluhan yang efektif merupakan hal yang rumit, dan upaya untuk memperkuat layanan penyuluhan sering kali terjebak dalam penerapan pendekatan cetak biru praktik terbaik yang tidak disesuaikan dengan kondisi lokal.

Penyuluhan pertanian dibidang pemasaran yang disosialisasikan penyuluh pertanian tidak semua berhasil karena beberapa factor seperti value, dan budaya lokal yang masih kental, dan kurangnya kemampuan atau kapasitas penyuluh yang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi atau karakteristik lokal. Pada kondisi seperti ini sangat diperlukan sinergi untuk mendukung sistem satu sama lainnya. Baik dari petani, penyuluh, kelembagaan menurut Birner dkk., (2009) dikutip dalam Davis dkk., (2021) penyuluhan menggambarkan pilihan kelembagaan untuk menyusun, mengatur, dan membiayai penyediaan layanan kepada petani dan pengguna akhir lainnya serta mengevaluasi dampaknya.

Kendala serta tantangan yang dihadapi dalam mendukung sistem pertanian oleh masyarakat pedesaan saat ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam beradaptasi dengan teknologi dan media baru masa kini. Menurut Mishra (2018) dikutip dalam Mesfin dkk (2022) memahami faktor-faktor di balik rendahnya penyerapan teknologi pertanian menemukan bahwa hambatan utama adalah kendala likuiditas dan kurangnya akses terhadap kredit, kurangnya informasi dan pengetahuan tentang teknologi baru, serta risiko dan ketidakpastian dalam mencoba metode baru. Sejalan menurut Kalaba (2023) kegagalan dalam mengembangkan solusi di sektor pertanian untuk tantangan saat ini dan masa depan  seperti digitalisasi, dekarbonisasi.

ANALISIS 

Sistem penyuluhan dan pembangunan dibidang pertanian wilayah pedesaan yang berpendapatan rendah memiliki tiga elemen yakni produksi, pengelolaan dan distribusi. Produksi hasil pertanian dimobilisasi oleh masyarakat  desa yang telah memiliki kerampilan dalam menghasilkan panen yang tinggi. Hasil panen yang tinggi adalah perpaduan pengetahuan dan pengalaman petani dalam budidaya agraris dibidang pangan terutama pelosok desa di berbagai daerah Indonesia dengan tingkat kesuburan tanah, cuaca, serta iklim yang sangat mendukung.

Kemajuan pembangunan pertanian desa dapat bergerak jika kuat dan tingginya inisiasi masyarakat itu sendiri menuju tingkat taraf hidup yang lebih baik. Sehingga dengan begitu sistem pendidikan atau penyuluhan pertanian akan lebih mudah untuk diterima serta diterapkan oleh petani. Kinerja penyuluh  pada masyarakat yang memiliki keinginan yang kuat untuk maju sangat penting dalam mendukung sistem pertanian diwilayah pedesaan.  

Menurut Davis dkk (2021) layanan penyuluhan yang mempengaruhi kinerja, struktur tata kelola dan pendanaan, kapasitas dan budaya organisasi serta manajemen. Metode dan keterlibatan masyarakat yang semuanya bergantung pada faktor eksternal seperti lingkungan kebijakan, kondisi agroekologi, dan heterogenitas sistem pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyuluhan dan pada akhirnya, berbagai hasil dan dampak, intervensi baru dan inovatif dapat diterapkan dan diadaptasi dalam rangkaian karakteristik penyuluhan.

Sinergi selain dari layanan penyuluh kerja sama dari pelembagaan yang ada seperti badan usaha milik desa bisa bergerak dalam mendukung sistem penyuluhan pertanian. Pendekatan inovasi yang dapat mendukung akses pasar, misalnya adanya kelompok atau komunitas pertanian di desa yang bekerja sama dengan badan usaha milik desa. Memanfaatan anggaran dana desa jika dikekola dengan tepat guna  dapat mendanai  hubungan kerja sama dengan market modern untuk memasarkan produk pertanian desa. Inovasi  tersebut dapat terwujud jika adanya kerja sama yang baik, artinya badan usaha milik desa dapat menjadi penghubung antara  hasil produk pertanian untuk diserap oleh pasar atau konsumen di pasar modern. Dengan demikian harapannya dapat meningkatkan ekonomi atau pendapatan keluarga yang relatif rentan pada garis kemiskinan diwilayah pedesaan.

Inovasi seperti yang diuraikan di atas  menyerupai simbiosis mutualisme, adanya hubungan timbal balik Dimana penduduk diwilayah pedesaan butuh peningkatan ekonomi dan penduduk wilayah perkotaan membutuhkan peningkatan pangan yang sehat. Menurut Davis dkk (2021) pelembagaan dan keberlanjutan pendekatan yang mempromosikan pendekatan agen desa setempat, relawan, kontak, atau pemimpin petani menjadi perhatian. Penyuluhan dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana layanan penyuluhan dikelola dalam tata kelola dan struktur pendanaan, dan bagaimana kapasitas organisasi penyuluhan dan individu meningkatkan kinerja, hasil, dan dampak penyuluhan.

Menurut Kalaba (2023) memperkuat sistem pengetahuan pertanian dan menyediakan teknologi berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan pertanian yang diadopsi secara luas, dengan tujuan keseluruhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pendekatan inovasi digital dapat dimanfaatkan untuk distribusi serta  mempromosikan hasil-hasil pertanian pada khalayak umum yang heterogen. Digitalisasi pertanian dapat menjangkau konsumen yang lebih luas untuk mendukung kelancaran pasar yang tentunya membawa manfaat. Menurut Kalaba (2023) layanan penyuluhan dan konsultasi pertanian yang tersedia melalui platform digitalisasi bervariasi di seluruh rantai nilai. Layanan tersebut mencakup penyediaan informasi mengenai produktivitas, input, hubungan pasar, inklusi keuangan, intelijen, energi, dan lain-lain. Layanan yang dapat diberikan mencakup menghubungkan petani dengan para ahli atau layanan lain seperti penyewaan traktor, sistem peringatan real-time, atau mencari pembeli dan penjual, kredit, produk asuransi atau bahkan penguji portable.

Davis dkk (2021) Sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif tidak hanya memerlukan produksi pangan dan investasi yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, keamanan pangan, dan kebutuhan konsumen lainnya, namun juga perbaikan praktik seperti konservasi sumber daya, komitmen etis, dan kelestarian lingkungan, sambil mempertahankan kelangsungan ekonomi. Tujuan-tujuan ini hanya dapat dicapai dengan membekali para pelaku sistem pangan untuk memperoleh dan berbagi teknologi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan inovatif. Penyuluhan pertanian dan layanan konsultasi tidak diragukan lagi akan terus memainkan peran penting dalam proses ini.

Penyuluhan harus ditingkatkan secara signifikan agar dapat mencapai hasil dan dampak yang diinginkan dalam jangka menengah dan panjang. Investasi semacam ini menciptakan banyak dampak positif bagi masyarakat, termasuk peningkatan pendapatan pedesaan, peningkatan melek huruf, dan ketahanan pangan dan kesehatan yang lebih baik. Sistem penyuluhan di masa depan harus mengadopsi pendekatan multifungsi, yang melaluinya staf program mendidik petani, menjadi perantara, menghubungkan produsen ke pasar, dan menjual produk dan layanan. Hal ini memerlukan kapasitas baru, baik untuk staf individu maupun organisasi, dan kompensasi yang sepadan dengan kapasitasnya.

Penyuluhan di masa depan perlu mempertimbangkan banyak karakteristik dan aspek klien penyuluhan: usia, jenis kelamin, ras, kasta, kelompok sosial, dinamika intrarumah tangga, dan faktor komunitas, dan masih banyak lagi. Layanan perlu ditempatkan dalam konteks komunitas dan bukan hanya terfokus pada individu. Perubahan mungkin merupakan satu-satunya hal yang akan terjadi di masa depan, penyuluhan dan layanan konsultasi akan tetap menjadi sarana utama untuk membantu masyarakat beradaptasi. Namun layanan ini tidak bisa statis. 

Untuk memenuhi perubahan kebutuhan masyarakat, penyuluhan sendiri harus terus mengkaji dan menyesuaikan karakteristik mereka struktur tata kelola dan pendanaan, kapasitas dan budaya organisasi dan manajemen, metode, dan keterlibatan masyarakat. Penelitian yang berkelanjutan mengenai apa yang berhasil, di mana, dan untuk siapa penyuluhan diperlukan untuk memberikan arahan bagi masa depan  sistem penyuluhan pertanian apalagi di daerah pedesaan.

Sumber Bacaan:

Davis Kristin, Simrin Makhija, and David J. Spielman. 2021. Agricultural Extension And Rural Advisory Services: What Have We Learned? What's Next?. Jurnal International Food Policy Research Institute.

Mesfin Hiwot, Yohannis M. Tessema, Nyasha Tirivayi and Eleonora Nillesen. 2022. The Impact of Agricultural Extension Service on the Uptake of Various Agricultural Technologies in Ethiopia. Jurnal CODESRIA:Africa Development / Afrique et Dveloppement , 2022, Vol. 47, No. 4 (2022), pp. 77-106

Kalaba Matlou. 2023. Digitisation of African Agriculture Through BRICS Partnerships. Jurnal South African Institute of International Affairs Stable

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun