Mohon tunggu...
Sarido Purba
Sarido Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Awardee LPDP RI

Studi di Pascasarja Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Penyuluhan Pertanian Pedesaan pada Penduduk Berpendapatan Rendah

10 September 2024   14:00 Diperbarui: 10 September 2024   14:03 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan pembangunan pertanian desa dapat bergerak jika kuat dan tingginya inisiasi masyarakat itu sendiri menuju tingkat taraf hidup yang lebih baik. Sehingga dengan begitu sistem pendidikan atau penyuluhan pertanian akan lebih mudah untuk diterima serta diterapkan oleh petani. Kinerja penyuluh  pada masyarakat yang memiliki keinginan yang kuat untuk maju sangat penting dalam mendukung sistem pertanian diwilayah pedesaan.  

Menurut Davis dkk (2021) layanan penyuluhan yang mempengaruhi kinerja, struktur tata kelola dan pendanaan, kapasitas dan budaya organisasi serta manajemen. Metode dan keterlibatan masyarakat yang semuanya bergantung pada faktor eksternal seperti lingkungan kebijakan, kondisi agroekologi, dan heterogenitas sistem pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyuluhan dan pada akhirnya, berbagai hasil dan dampak, intervensi baru dan inovatif dapat diterapkan dan diadaptasi dalam rangkaian karakteristik penyuluhan.

Sinergi selain dari layanan penyuluh kerja sama dari pelembagaan yang ada seperti badan usaha milik desa bisa bergerak dalam mendukung sistem penyuluhan pertanian. Pendekatan inovasi yang dapat mendukung akses pasar, misalnya adanya kelompok atau komunitas pertanian di desa yang bekerja sama dengan badan usaha milik desa. Memanfaatan anggaran dana desa jika dikekola dengan tepat guna  dapat mendanai  hubungan kerja sama dengan market modern untuk memasarkan produk pertanian desa. Inovasi  tersebut dapat terwujud jika adanya kerja sama yang baik, artinya badan usaha milik desa dapat menjadi penghubung antara  hasil produk pertanian untuk diserap oleh pasar atau konsumen di pasar modern. Dengan demikian harapannya dapat meningkatkan ekonomi atau pendapatan keluarga yang relatif rentan pada garis kemiskinan diwilayah pedesaan.

Inovasi seperti yang diuraikan di atas  menyerupai simbiosis mutualisme, adanya hubungan timbal balik Dimana penduduk diwilayah pedesaan butuh peningkatan ekonomi dan penduduk wilayah perkotaan membutuhkan peningkatan pangan yang sehat. Menurut Davis dkk (2021) pelembagaan dan keberlanjutan pendekatan yang mempromosikan pendekatan agen desa setempat, relawan, kontak, atau pemimpin petani menjadi perhatian. Penyuluhan dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana layanan penyuluhan dikelola dalam tata kelola dan struktur pendanaan, dan bagaimana kapasitas organisasi penyuluhan dan individu meningkatkan kinerja, hasil, dan dampak penyuluhan.

Menurut Kalaba (2023) memperkuat sistem pengetahuan pertanian dan menyediakan teknologi berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan pertanian yang diadopsi secara luas, dengan tujuan keseluruhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pendekatan inovasi digital dapat dimanfaatkan untuk distribusi serta  mempromosikan hasil-hasil pertanian pada khalayak umum yang heterogen. Digitalisasi pertanian dapat menjangkau konsumen yang lebih luas untuk mendukung kelancaran pasar yang tentunya membawa manfaat. Menurut Kalaba (2023) layanan penyuluhan dan konsultasi pertanian yang tersedia melalui platform digitalisasi bervariasi di seluruh rantai nilai. Layanan tersebut mencakup penyediaan informasi mengenai produktivitas, input, hubungan pasar, inklusi keuangan, intelijen, energi, dan lain-lain. Layanan yang dapat diberikan mencakup menghubungkan petani dengan para ahli atau layanan lain seperti penyewaan traktor, sistem peringatan real-time, atau mencari pembeli dan penjual, kredit, produk asuransi atau bahkan penguji portable.

Davis dkk (2021) Sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif tidak hanya memerlukan produksi pangan dan investasi yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, keamanan pangan, dan kebutuhan konsumen lainnya, namun juga perbaikan praktik seperti konservasi sumber daya, komitmen etis, dan kelestarian lingkungan, sambil mempertahankan kelangsungan ekonomi. Tujuan-tujuan ini hanya dapat dicapai dengan membekali para pelaku sistem pangan untuk memperoleh dan berbagi teknologi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan inovatif. Penyuluhan pertanian dan layanan konsultasi tidak diragukan lagi akan terus memainkan peran penting dalam proses ini.

Penyuluhan harus ditingkatkan secara signifikan agar dapat mencapai hasil dan dampak yang diinginkan dalam jangka menengah dan panjang. Investasi semacam ini menciptakan banyak dampak positif bagi masyarakat, termasuk peningkatan pendapatan pedesaan, peningkatan melek huruf, dan ketahanan pangan dan kesehatan yang lebih baik. Sistem penyuluhan di masa depan harus mengadopsi pendekatan multifungsi, yang melaluinya staf program mendidik petani, menjadi perantara, menghubungkan produsen ke pasar, dan menjual produk dan layanan. Hal ini memerlukan kapasitas baru, baik untuk staf individu maupun organisasi, dan kompensasi yang sepadan dengan kapasitasnya.

Penyuluhan di masa depan perlu mempertimbangkan banyak karakteristik dan aspek klien penyuluhan: usia, jenis kelamin, ras, kasta, kelompok sosial, dinamika intrarumah tangga, dan faktor komunitas, dan masih banyak lagi. Layanan perlu ditempatkan dalam konteks komunitas dan bukan hanya terfokus pada individu. Perubahan mungkin merupakan satu-satunya hal yang akan terjadi di masa depan, penyuluhan dan layanan konsultasi akan tetap menjadi sarana utama untuk membantu masyarakat beradaptasi. Namun layanan ini tidak bisa statis. 

Untuk memenuhi perubahan kebutuhan masyarakat, penyuluhan sendiri harus terus mengkaji dan menyesuaikan karakteristik mereka struktur tata kelola dan pendanaan, kapasitas dan budaya organisasi dan manajemen, metode, dan keterlibatan masyarakat. Penelitian yang berkelanjutan mengenai apa yang berhasil, di mana, dan untuk siapa penyuluhan diperlukan untuk memberikan arahan bagi masa depan  sistem penyuluhan pertanian apalagi di daerah pedesaan.

Sumber Bacaan:

Davis Kristin, Simrin Makhija, and David J. Spielman. 2021. Agricultural Extension And Rural Advisory Services: What Have We Learned? What's Next?. Jurnal International Food Policy Research Institute.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun