Terlebih temuan kasus pertama adalah wilayah Jawa Timur yang merupakan sentra populasi sapi potong terbesar dengan populasi sebanyak 4,61 juta ekor dengan kontribusi sebesar 27,72% dari total populasi sapi potong di Indonesia.
Ini artinya bahwa populasi sapi potong di Provinsi Jawa Timur menjadi bagian penting dalam perkembangan populasi sapi potong di Indonesia. Kembalinya PMK juga berdampak pada pembatasan ekspor untuk ternak maupun produk hasil ternak ke luar negeri.
Kebijakan dan upaya penanganan
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan telah menyipkan berbagai langkah untuk pencegahan maupun penanganan ketika hewan ternak telah terjangkit virus PMK.Â
Beberapa kebijakan yang telah dibuat diantaranya penutupan wilayah di daerah wabah, pembatasan lalu lintas, pengebalan hewan, pengisolasian hewan sakit atau terduga sakit, penanganan hewan sakit, pemusnahan bangkai, pengeradikasian penyakit hewan, pendepopulasian hewan, komunikasi informasi dan edukasi (KIE).Â
Pemerintah telah mengimpor vaksin untuk penanganan lebih cepat. Pembuatan vaksin dalam negeri sesuai dengan sterotipe jenis virus yang ditemukan juga sedang dikebut agar ternak segera memperoleh kekebalan terhadap virus PMK.Â
Dalam hal ini, pemerintah juga perlu menyiapkan anggaran untuk mitigasi risiko penyebaran PMK. Apalagi untuk ternak yang harus dimusnahkan, perlu adanya pertimbangan penggantian bagi peternak. Pendampingan teknis yang masif dari tenaga keswan sangat berperan penting dalam penanganan wabah ini.Â
Puskeswan sebagai unit pelayanan terdekat bagi peternak harus selalu aktif, terlebih untuk daerah-daerah khususnya luar Pulau Jawa yang umumnya memiliki tenaga kesehatan hewan yang terbatas.
PMK sangat menular, namun akan dapat tertangani dengan adanya kerja sama yang kuat dan solid antara pemerintah dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H