Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Strategi yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua dalam Mendampingi Anak Belajar

10 Juli 2020   06:29 Diperbarui: 11 Juli 2020   16:31 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua mengajarkan anak menggambar (Sumber: www.istockphoto.com via lifestyle.kompas.com)

Senin depan, 13 Juli 2020, sekolah di Indonesia akan memulai tahun ajaran baru sesuai dengan keputusan menteri pendidikan yang menyatakan bahwa tahun ajaran tetap dimulai pada bulan Juli 2020 ini. Meski akan dilaksanakan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya karena pandemi Covid yang belum terkendali.

Melalui keputusan bersama empat kementerian: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementrian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan, pemerintah memutuskan hanya mengizinkan sekolah di Zona Hijau untuk melakukan kegiatan belajar tatap muka dengan tiga syarat lain yang harus dipenuhi yaitu mendapat izin pemerintah daerah, sekolah mampu memenuhi semua daftar periksa protokol pencegahan Covid serta penanganannya, serta syarat terakhir mendapat persetujuan orangtua.

Mengingat sebagian besar wilayah di Indonesia masih dalam zona selain hijau, maka kegiatan belajar dari rumah masih akan menjadi pilihan dalam memulai kegiatan sekolah di tahun ajaran yang baru ini.

Ini berarti tugas orangtua, yang selama ini telah diemban, untuk mengawasi putra putri mereka agar tetap mengikuti kegiatan belajar dari rumah, masih akan berlanjut dan mungkin akan menjadi kebiasaan yang berlangsung seterusnya di era kenormalan baru.

Tugas mendidik bukanlah pekerjaan mudah. Terbukti banyak orangtua yang kewalahan mendampingi anak-anak selama belajar dari rumah. 

Di luar itu pun, mendampingi anak belajar adalah tugas sehari-hari yang harus dilaksanakan orangtua meskipun belajar dari rumah tidak lagi dijalankan.

Mendampingi anak belajar memiliki kesulitan tersendiri, bahkan bagi orangtua yang menghabiskan waktunya seharian bersama anak di rumah. 

Perlu startegi yang tepat agar anak dapat belajar dengan baik dalam bimbingan orangtua. Beberapa hal berikut mungkin akan membantu orangtua mendampingi anak belajar di rumah

Lakukan Pemanasan
Menumbuhkan kemauan belajar anak tidaklah mudah, terlebih bagi anak yang masih dalam usia dini. Mereka belum punya motivasi yang kuat untuk belajar. Perlu stimulus dari orangtua untuk menumbuhkan keinginan belajar mereka.

 

Orangtua mendampingi anak belajar di rumah (sumber: www.vvsd.org)
Orangtua mendampingi anak belajar di rumah (sumber: www.vvsd.org)

Stimulus ini sebaiknya diberikan tanpa disadari anak, sehingga secara alamiah ketertarikan anak untuk belajar dapat dilahirkan. Perlu trik dari orangtua untuk menumbuhkan keinginan belajar anak.

Perhatikanlah apa yang menjadi kegemaran anak. Misalnya anak suka menonton video di YouTube. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan orangtua untuk menumbuhkan minat anak belajar. Putarlah sebuah video YouTube tentang sesuatu yang akan dipelajari anak.

Misalnya anak akan belajar tentang organ tubuh. Mulailah dengan mencari video menarik yang ada kaitannya dengan organ tubuh, jangan langsung ke video belajar organ tubuh. 

Ini berguna untuk memulai merangsang ketertarikan anak. Pastikan video yang diputar telah ditonton terlebih dahulu oleh orangtua untuk memastikan tidak aka konten yang negatif di dalamnya.

Setelah satu atau dua video rasanya mulai menarik bagi anak, pelan-pelan arahkan anak pada video pembelajaran tentang organ tubuh. Orangtua harus ikut menonton dan mengajarkan anak memahami organ tubuh.

Keikutsertaan orangtua dalam aktivitas ini, selain memastikan anak belajar bermanfaat juga untuk membantu anak memahami pelajaran, memberi penegasan bahwa mempelajarinya sangat menyenangkan sebab orangtua pun ikut belajar, serta memberi kepercayaan diri anak bahwa id didukung untuk bisa mengerti pelajaran.

Langkah ini tidak selalu berhasil dalam percobaan pertama, namun orangtua sebaiknya jangan langsung menyerah. Dan jika hasilnya belum begitu terlihat, orangtua sebaiknya jangan terlalu khawatir sebab cara berikutnya masih dapat menolong.

Jangan lupa mengajak anak untuk memainkan permainan mengenai pelajaran yang dipelajarinya. Ini penting sebab hal yang menyenangkan lebih mudah diterima. Jika memungkinkan, orangtua dapat merancang permainan mengenai apa yang dipelajari anak hari itu.

Tentukan Rutinitas
Perhatikan rutinitas anak. Jangan memaksanya belajar di waktu ia seharusnya mandi. Apalagi memaksa anak di waktu ia seharusnya bermain. Ini akan mengacaukan minat belajarnya. Saat mandi, biarkan ia mandi. Saat belajar untuk belajar.

Memilih waktu belajar yang tepat akan menolong orangtua dalam mendampingi anak belajar. Pilihlah waktu yang tepat di mana anak tidak akan terganggu atau teralihkan oleh aktivitas lain yang biasa dikerjakannya saat itu. 

Jangan memilih waktu mendampingi anak belajar di saat orangtua justru sibuk. Ini akan menjadi musibah. Pilihlah waktu di mana anak biasanya santai dan orangtua sudah tidak lagi disibukkan dengan pekerjaan.

Jika sudah menemukan waktu yang tepat, jadikanlah itu rutinitas bagi anak. Belajar di waktu yang sudah ditentukan dapat menolong anak untuk fokus dan otak telah terbiasa belajar di waktu yang telah menjadi rutinitas.

Pengulangan dan Pengayaan
Ini yang sering dilupakan, yaitu memberi pengulangan. Saat orangtua merasa gagal dan belajar anak belum menunjukkan hasil signifikan, orangtua harus lebih kreatif dalam membuat anak mampu memahami dan mengingat pelajarannya.

Seperti dalam aktivitas belajar anak menegnai organ tubuh di atas tadi, orangtua dapat memberi pengulangan yang tidak disadari anak dengan membuat potongan-potongan gambar organ tubuh yang ditempelkan di dinding dan mudah terlihat oleh anak.

Misalnya dari pintu masuk hingga menuju kamar anak, potongan gambar organ tubuh yang ditempel di dinding dapat membantu anak mengulang apa yang telah dipelajarinya mengenai organ tubuh setiap kali melihatnya.

Sertakan keterangan-keterangan tambahan untuk memperkaya pengetahuan anak mengenai organ tubuh. Semakin kreatif orangtua dalam membuatnya, semakin banyak pengetahuan yang diulang dan diingat oleh anak.

Dalam teori belajar, umumnya anak lebih mudah mempelajari sesuatu jika disajikan dalam bentuk visual dan audio. Orangtua dapat memanfaatkan peluang ini. Gambar-gambar adalah visual. Orangtua perlu menambahkan audio untuk menyempurnakan. Memutar lagu mengenai organ tubuh dapat membantu meningkatkan daya serap anak.

Perhatikan Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar berbeda. Ada anak yang dapat mudah belajar jika melihat apa yang dipelajari, ada yang justru harus mendengarkan, ada yang harus memeragakan dan ada kombinasi dari ketiganya.

Anak yang punya kecenderungan belajar dengan gaya visual (melihat), orangtua harus mendampingi anak belajar dengan lebih banyak menggunakan aktivitas visual, seperti membaca tulisan, membaca gambar atau menonton.

Bagi anak yang lebih menyukai audio, orangtua perlu memperbanyak aktivitas belajar mendengarkan. Misalnya orangtua membacakan sebuah cerita atau memperdengarkan lagu atau video seputar materi pelajaran.

Jika anak cenderung ke kinestetik, orangtua perlu memperbanyak aktivitas belajar dengan gerakan. Memeragakan apa yang dipelajari dapat membantu anak memahami dan mengingat apa yang dipelajari, orangtua perlu kreatif menciptakan gerakan-gerakan yang dapat membantu anak dalam belajar.

Jika anak mempunyai kecenderungan pada kombinasi ketiganya, maka orangtua tinggal memvariasikan aktivitas belajar dengan melibatkan audio, visual dan kinestetik anak.

Orangtua adalah guru yang paling tepat buat anak. Orangtua adalah sosok yang paling banyak ditiru oleh anak. Ini adalah kesempatan bagi orangtua. Apa yang dilakukan orangtua, anak pasti menirunya.

Mendampingi anak belajar harusnya bukan sebuah hal yang sulit bagi orangtua, namun nyatanya sulit sebab orangtua tidak menjadikannya sesuatu yang menyenangkan bagi anak dan dirinya sendiri.

Jika anak gagal dalam belajar, orangtua tak dapat menyalahkan pihak lain dalam hal ini. Orangtualah yang berperan dalam menjadikan anak mampu belajar dengan baik, di rumah atau di sekolah. Kebiasaan belajar yang baik di rumah akan menolong anak belajar dengan baik di mana pun.

Mendampingi anak belajar butuh strategi. Butuh perencanaan. Gagal merencanakan strategi, tentu akan mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan pula. Untuk itulah orangtua perlu selalu memikirkan strategi yang tepat dalam mendampingi anak belajar di rumah.

Referensi: 1, 2

ST, Djb July

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun