Buah nipah tidak akan busuk meski sudah terlalu matang, karena buahnya dilapisi oleh kulit yang tebal. Buah yang sudah tua dan kering akan jatuh dari tandan dan akan terbawa air pasang. Nantinya buah ini akan tumbuh menjadi tanaman nipah yang baru. Demikian tanaman ini bereproduksi.
Penyangga Tanah dari Abrasi
Tanaman nipah tumbuh di wilayah hutan bakau dan pesisir pantai. Tanaman ini mudah tumbuh di daerah yang masih berlumpur dan berair. Tanaman ini dapat tumbuh di air asin hingga air payau.
Tanaman ini adalah penyangga alami bagi aliran sungai. Tepian sungai yang ditumbuhi tanaman nipah jarang sekali tergerus oleh arus air pasang. Akar serabutnya mencengkeram tanah dan batangnya tumbuh menjulang dari dalam tanah membantu menahan tanah agar tidak tergerus air pasang.
Tanaman ini tumbuh dengan mudah dan dengan cepat dapat menemuhi tepian sungai atau pantai. Batang-batang nipah akan menahan gelombang air laut yang menghempas tepian pantai sehingga air pasang tidak akan memecah lumpur dan menyeretnya ke laut.
Atap
Rumah tradisional masyarakat yang tinggal di pesisir pantai biasanya menggunakan atap tang terbuat dari daun nipah. Daun nipah dipotong lalu dikeringkan beberapa hari, kemudian dianyam secara berjajar pada batang nipah yang telah dibelah. Kulit rotan dari hutan biasanya digunakan untuk mengikat anyaman daun nipah.
Rumah yang menggunakan atap daun nipah akan terasa lebih sejuk. Cuaca pesisir pantai yang panas cocok menggunakan atap berbahan daun nipah.Â
Meski tidak bertahan lama dan kurang efisien karena sering-sering mengganti atap, namun bagi sebagian penduduk masih memilih menggunakan atap dari daun nipah. Faktor ekonomi mungkin salah satu penyebabnya. Ditambah, masyarakat dapa membuat sendiri anyaman atap tanpa mengeluarkan biaya.
Pun saat ini kita perhatikan, bangunan-bangunan eksentrik ada yang menggunakan daun nipah sebagai bahan atap. Katakan saja rumah makan modern bernuansa tradisional kadang membangun pondok-pondok yang menggunakan atap nipah.
Jus Buah Nipah