Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Untukmu Gadisku" dari Franky Sahilatua ke Iksan Skuter

8 Juni 2020   21:55 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:52 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iksan Skuter musisi tanpa genre (Sumber: mongabay.co.id)

Malam ini, tak seperti malam-malam sebelumnya buat saya. Biasanya saya menghabiskan malam menjelang waktu tidur dengan menonton televisi atau sekedar membaca. Menonton sedikit monoton. Membaca sedikit terasa ada kejenuhan. Maka saya memilih mendengarkan musik.

Saya memang tak hobi bernyanyi, hanya sesekali dan tentu saja, menyanyikan lagu hanya sebait-sebait, rasanya tak pernah menghabiskan satu lagu dari awal hingga akhir. Kecuali sedang berlatih, terlebih ketika akan menghadiri hajatan pernikahan. Saya paling takut ditodong menyanyi, maka biasanya saya persiapkan satu lagu. Cukup, satu saja.

Malam ini saya teringat pada satu lagu yang di masa kecil pernah saya dengarkan. Tidak sering, tapi pernah dan beberapa kalimat syairnya begitu membekas dalam ingatan. Bukan lagu anak-anak, tapi ya sudah terlanjur saya dengar dan nadanya mengena di hati saya. Syairnya yang relatif pendek namun menggunakan pilihan kata yang dalam. Saya suka lagunya.

“Dengar angin mengusik batang-batang padi, Sebelum matahari meninggalkan senja, Dengar juga senandung di balik jendela, Sebelum memasuki sunyi”

Itu adalah sepenggal syair lagu Untukmu Gadisku yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Franky Sahilatua dan Johnny Sahilatua. Dirilis tahun 1984 dengan genre Pop Country menjadi satu-satunya album yang dirilis dengan nama Franky dan Johnny Sahilatua. Selebihnya Franky merilis album duet bersama Jane Sahilatua, Album Trio Franky, Jane dan Johnny serta beberapa album solo.

Lagu Untukmu Gadisku ini merupakan satu dari sekian karya emas Franky Sahilatua. Lagu ini begitu identik dengan Franky, di masanya lagu ini tak dapat dipisahkan dari nama besar Franky. Mendengar lagi ini pasti hanya mengingat nama Franky Sahilatua.

Lagu balada percintaan ini mengisahkan seorang pria yang mencintai gadis desa yang terkurung dalam rumah kecil berpagar, sebagai gambaran kehidupan desa yang begitu menjaga tradisi. 

Anak perempuan harus di rumah, terlebih ketika matahari telah meninggalkan senja dan jendela rumah telah ditutup. Namun cinta bergejolak di hati lelaki muda untuk membawa pujaan hati memetik bunga liar di tempat paling indah memadu kasih, ya di pematang di sisi kali. Diterangi sinar bulan yang benderang. Ahhh, romatisnya.

Mungkin di antara pembaca ada yang mengingat kisah bunyi botol di bawah jendela, atau batu kecil yang dilemparkan ke daun jendela, atau barang kali tiruan suara burung malam pertanda Arjuna telah datang berkunjung di bawah jendela kamar sang pujaan hati. Entahlah, saya tidak hidup pada jaman itu.

Iksan Skuter musisi tanpa genre (Sumber: mongabay.co.id)
Iksan Skuter musisi tanpa genre (Sumber: mongabay.co.id)
Beranjak ke masa sekarang, lagu Untukmu Gadisku diaransemen ulang oleh Iksan Skuter. Membawa ciri musik modern dan jiwa muda yang jatuh hati pada balada cinta, lagu ini kembali membawa kenangan cinta masa lalu bagi yang dulu jatuh hati saat dinyanyikan oleh Franky Sahilatua.

Iksan Skuter mencoba membawakan balada cinta di tengah gempuran lagu cinta modern yang lebih menonjolkan kebebasan dan cinta yang vulgar dalam liriknya. Membawa musik yang lebih kekinian dengan gitar dan flute menggantikan gitar akustik dan keyboard di jaman Franky.

Iksan Skuter boleh jadi sangat berani mengaransemen ulang lagu ini dengan warnanya sendiri. Ikatan yang kuat antara lagu ini dengan nama Franky akan menjadi tantangan berat. Saya meyakini, sulit bagi musisi manapun untuk membawa lagu ini keluar dari nama besar Franky.

Menurut saya, Iksan Skuter sangat berhasil menciptakan warna lain bagi lagu ini. Warna musik yang lebih modern dengan suara generasi terkini diwakili oleh suara Iksan Skuter membuat balada cinta ini lebih bisa diterima telinga generasi kini. Namun balada adalah jati diri lagu ini yang tak mungkin bisa diubah, sehingga dari syairnya tetap tergambar jelas bahwa lagu ini tempahan masa lalu.

Lagu ini rasanya tak akan mungkin terpisah dari nama Franky, bahkan ketika generasi terdahulu mendengarkannya sekarang, bayangan Franky Sahilatua akan tetap menari di dalam benak, namun Iksan Skuter telah menjadi jembatan yang menghantarkan lagu ini masuk ke telinga generasi muda.

Generasi muda yang menyukai balada boleh jadi jatuh hati pada lagu ini. Bagi mereka yang menyukai puisi cinta yang manis, syair lagu ini menjadi rujukan yang tepat. Iksan Skuter tak mengubah satu kata pun dari syair lagu ini. Nada dan syair balada cinta ini sungguh berikatan. Pergeseran makna bisa terjadi jika mengubah sedikit saja syairnya.

Senandung di Balik Jendela
Lagu tipe balada ini memang identik dengan senandung di balik jendela. Lagu yang sering dinyanyikan secara senandung di sore hari menjelang malam saat jendela rumah mulai ditutup. Waktu yang indah untuk melantunkan rasa cinta, menunggu malam pujaan hati datang mengetuk jendela.

Lagu ini bukan lagi sebatas senandung di balik jendela, namun kini dinyanyikan saat rindu bahkan saat saat pikiran tengah penat dengan pekerjaan yang menguras perasaan. Lagu balada cinta ini menjadi penyejuk jiwa yang lelah.

Cahaya yang Memancar dari Cintaku

“Malam oh malam jangan turun di sini, Jangan kurung gadisku dengan sayapmu, Biarkan dia bersama cahaya, Yang memancar dari cintaku.”

Inti dari lagu ini adalah perasaan cinta yang kuat. Sebegitu kuat hingga cahayanya mampu mengalahkan kekuatan sayap malam. Cinta akan menjadi penerang bagi hati yang dilanda kegelapan. Ini yang tak berubah dari jaman lagu ini dipopulerkan oleh Franky hingga jaman kini lagu ini diaransemen ulang oleh Iksan. Bahasa cinta yang berbeda, namun perasaannya tetap sama kuatnya.

Saya tak ingin membandingkan dua musisi hebat ini untuk memilih mana yang terbaik, versi siapa yang lebih bagus. Keduanya sama bagusnya. Franky menghidupkan lagu ini, dan Iksan menghidupkannya kembali untuk menyampaikan kepada generasi sekarang bahwa pernah ada balada cinta yang hebat di jaman dahulu, dan hingga kini pun kehebatan itu masih dapat dirasakan dengan aransemen yang berbeda.

Link: Untukmu Gadisku (Franky Sahilatua) , Untukmu Gadiku (Iksan Skuter) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun