Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Biarkan Siswa Menemukan Solusi, Menghadapi Kegagalan, dan Terbiasa dengan Kesulitan

8 Juni 2020   05:10 Diperbarui: 8 Juni 2020   17:30 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Siswa Saat Kesulitan Menjawab Soal Ujian (Sumber Foto: nationalenglishcentre.com)

Mereka yang terbiasa menghadapi kesulitan tidak akan takut lagi jika menghadapi kesulitan. Dan mereka yang mampu menyelesaikan kesulitan akan memiliki kepercayaan diri mampu mengatasi kesulitan.

Kembali ke kasus awal tadi. Masalah yang dihadapi kelas itu adalah terbiasanya diberi solusi, terbiasa diberi nilai tuntas pada sesuatu yang mereka belum layak untuk tuntas. 

Mengapa untuk belajar yang merupakan keharusan bagi mereka, mereka justru enggan melakukannya? Karena mereka terbiasa, tanpa usaha mereka tetap mendapat nilai. Tanpa perlu belajar keras mereka akan mendapat nilai sebatas tuntas.

Lalu datang lagi urusan UKK. Mengapa untuk urusan UKK saja, guru harus mengalah? Mengapa guru harus korban mengejar mereka supaya ulangan. Itu tidak mendidik. Biarkan mereka memilih, untuk mendapat nilai harus melalui UKK. 

Untuk mencapai ketuntasan, tidak cukup dengan nilai kasihan dari guru, harus usaha dengan sungguh-sungguh. Tak masalah jika mereka tak ikut UKK, sebagai gantinya tak masalah juga kalau mereka belum diberi nilai tuntas. Sebab ada sebab, maka harus ada akibat.

Saya menyelesaikan sesi UKK secara daring pukul 11.30 setelah dimulai pukul 08.00 untuk dua sesi. UKK berjalan lancar. Memang ada siswa yang tidak mengikutinya. Tak mengapa buat saya. Nilainya saya umumkan, yang mengikuti UKK mendapat nilai, yang tidak ikut tetap tidak ada nilai.

Kelas yang wali kelasnya meminta saya membatalkan UKK secara daring justru siswanya semakin banyak yang ikut UKK. Memang belum semuanya, namun jumlahnya melebihi setengah, biasanya hanya 10 orang. Dan yang belum UKK mulai ramai menghubungi saya.

Kemudahan tak selalu jalan terbaik. Mudah belum tentu adalah solusi. UKK secara konvensional memang mudah, tapi kurang tepat dengan keadaan sekarang. 

UKK moda daring sedikit menyusahkan saya, karena harus terpaku dengan layar gawai saya. Tapi tak mengapa, dari rasa susah ini saya akan belajar pengetahuan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun