Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tontowi Ahmad dan Kegagalannya Meregenerasikan Kejayaan

23 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 23 Mei 2020   07:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zhang Nan

Selain di sektor ganda campuran, Zhang juga bermain rangkap di ganda putera. Bersama pasangan yang berbeda, Zhang tetap menjadi pemain yang disegani. Bersama atlit senior Fu Haifeng, Zhang meraih medali emas Olimpiade 2012 di sektor ganda putera. Bersama pasangan lain, Liu Cheng, Zhang Nan meraih beberapa gelar BWF Superseries dan sempat menjadi ganda putera andalan Tiongkok. Meski duet mereka akhirnya berakhir, namun garis kejayan Zhang Nan terus berlanjut, Liu Cheng saat ini bertandem dengan Huang Kaixiang. Duet Liu/Huang sempat memberi ancaman pada pasangan Indonesia Kevin/Markus. Zhang sendiri saat ini berpasangan dengan pemain muda Ou Xuanyi. Tampaknya Zhang Nan akan meneruskan garis kejayaannya kepada Ou Xuanyi.

Liliyana Natsir

Saya menempatkan Liliyana Natsir di bagian akhir karena nama ini sangat melekat dengan Tontowi. Liliyana memlai kejayaannya saat berpasangan dengan Nova Widianto, menggantikan Vita Marissa yang mengalami cedera. Bersama Nova, karir Liliyana terus menanjak hingga menjadi juara dunia 2005 dan 2007. Meski hanya meraih medali perak di olimpiade 2008, namun pasangan ini merupakan pasangan yang sangat diperhitungkan di sektor ganda campuran.

Nova mewariskan estafet kejayaan kepada Liliyana Natsir yang akhirnya berpasangan dengan Tontowi Ahmad setelah Nova Widianto resmi pensiun. Saatnya tugas Liliyana untuk membimbing Tontowi meraih prestasi setinggi langit. Tentu Liliyana harus bersabar, jika dulu Nova yang lebih senior dan mengarahkan Liliyana, maka sekarang giliran Liliyana yang harus sabar membimbing Tontowi. Kesabaran Liliyana berbuah. Deretan prestasi mereka raih seiring semakin matangnya permainan mereka. Prestasi tertinggi mereka adalah medali emas olimpiade Rio 2016, menebus kegagalan Liliyana meraih emas Olimpiade Beijing 2008.

Setelah Liliyana Natsir pensiun, ia mewariskan garis kejayaan kepada Tontowi Ahmad. Saatnya Tontowi Ahmad yang mengambil peran membimbing pemain yang lebih muda untuk menjadi pasangan yang mampu menyamai pasangan Tontowi/Liliyana. Bukankah ini peran Tontowi? Menyerahkah Tontowi? Atau apakah Tontowi kurang terbeban untuk melahirkan generasi penerus? Kepada siapa Tontowi akan meneruskan garis kejayaannya? Sayangnya Tontowi telah pensiun sebelum generasi itu lahir.

Tontowi terlalu cepat menyerah terhadap Winny. Mungkin ia sangat untuk segera kembali meraih gelar. Membimbing pemain muda memang butuh kesabaran. Apalagi Tontowi diberi partner yang usianya jauh dari Tontowi. Tapi bukankah Zhang Nan, Zhao Yunlei, Vita Marissa dan bahkan Liliyana juga menghadapi hal yang sama? Lalu kenapa mereka tidak berhenti sebelum generasi penerusnya lahir?

Berpasangan dengan pemain muda memang punya banyak ketidaknyamanan. Selain permainan yang tidak berimbang, pemain senior harus ekstra sabar. Jika menang, pemain junior yang dipuji mampu mengimbangi pemain senior. Jika mengalami kekalahan, maka pemain senior yang dianggap tidak mampu membimbing pemain muda. Tapi itu bukan alasan untuk tidak melahirkan generasi penerus karena kejayaan tidak boleh berhenti.

Tontowi telah memilih pensiun dini, bahkan sebelum kejayaannya diwariskan ke pasangan terakhirnya. Kita berdoa saja semoga kejayaan ini tidak berpindah ke negara lain, dan semoga kejayaan bulutangkis Indonesia tetap memiliki penerus. Tetap sukses untuk Tontowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun