Mohon tunggu...
Maya Puspitasari
Maya Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - SMPN 3 Pante Bidari

Seorang guru penggerak yang terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan demi mencerdaskan anak bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Peserta Didik

4 April 2022   17:37 Diperbarui: 4 April 2022   18:01 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.3.a.10 Aksi Nyata-Pengelolaan Program yang Berdampak pada Peserta Didik

Maya Puspitasari_CGP Angkatan 3 Kabupaten Aceh Timur

PERISTIWA (FACTS)

  • Latar Belakang 

Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 yang berdasarkan Pancasila  dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun sejak dini. Oleh karena itu, sudah selayaknya sekolah merupakan salah satu tempat menumbuhkembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik sebagai regenerasi bangsa ini. Selain itu, sekolah juga menjadi sarana untuk menempa kebiasaan-kebiasaan positif agar kelak tumbuh menjadi karakter baik bagi peserta didik.

Kemudian dalam UUD 1945 alinea ke-4 terdapat kalimat "Mencerdaskan kehidupan bangsa" merupakan tujuan pendidikan nasional yang menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mendidik dan menyamaratakan pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia agar tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas. 

Dengan adanya tujuan pendidikan nasional, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Karena pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintah dan negeri ini.

Pada situasi ini tentunya guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menghadirkan ruh dan jiwa sepenuhnya dalam mengayomi, membimbing, dan menuntun peserta didik menemukan kekuatan dalam dirinya. Guru dapat mendedikasikan dirinya dalam mendampingi tumbuh kembang potensi dan perilaku peserta didiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai harapan.

 Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menggali potensi-postensi dalam diri peserta didik adalah dengan menghadirkan program sekolah yang berdampak positif bagi mereka, dapat menampung dan menggagas kualitas keterampilan peserta didik di sekolah. Apalagi lokasi SMPN 3 Pante Bidari dikelilingi dayah/pondok pesantren yang mayoritas peserta didik merupakan santriwan dan santriwati di dayah. Tentu saja program KULTUM DACIL (Kuliah Tujuh Menit Da'i Cilik) diharapkan dapat menjadi pelopor lahirnya pendakwah tersohor di daerah setempat, tentu hal ini tidak menutup kemungkinan.

  • Alasan

Posisi saya sebagai CGP menggugah rasa tanggung jawab penuh untuk melakukan aksi nyata ini dengan menawarkan program Kultum Dacil. Program ini dicetuskan mengingat mayoritas peserta didik di sekolah kami adalah anak-anak yang mondok di dayah atau pesantren. Di mana salah satu tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjadi kader da'i di kemudian hari. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan yang diasah di dayah tersebut salah satunya adalah muhadharah, yaitu media latihan berpidato di depan khalayak umum. 

Kemudian setiap anak mendapat giliran setiap minggunya untuk menampilkan performa terbaiknya. Namun sangat disayangkan mereka menyampaikan ceramahnya dengan menggunakan bahasa daerah dan sangat jarang menggunakan bahasa Indonesia. Berangkat dari problematika tersebut saya bermaksud untuk menggerakkan anak-anak menjadi generasi da'i cilik yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar zona dakwah mereka nanti dapat dilakukan di belahan negeri mana pun di nusantara ini. 

Dasar keterampilan sudah mereka peroleh di dayah, untuk memaksimalkan keterampilan tersebut, lahirlah ide program ini untuk mencetak generasi da'i cilik yang berakhlak mulia dan kharismatik.

 

  • Hasil Nyata

"Kultum Dacil" ini adalah sebuah program ko-kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kecintaan mensyiarkan kebaikan, menjadi pengingat agar menjadi peserta didik yang berakhlak mulia, serta memberikan bimbingan, arahan, masukan, ilmu yang bermanfaat dan saran yang baik bagi peserta didik lainnya. Berkat program ini juga dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk semakin sering melatih keterampilan yang sudah ia miliki untuk dikembangkan menjadi kekuatan dirinya.

 Peserta didik belajar membangun interaksi yang positif dan mempermudah komunikasi antara pembicara dengan pendengar. Melalui "Kuliah 7 menit Da'i Cilik" ini, selain melatih diri agar lebih percaya diri, juga belajar sikap saling menghargai antara pembicara dan pendengar. Dengan memahami apa yang telah disampaikan untuk kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berkat program ini juga menciptakan lingkungan untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Sehingga hadirnya mereka di tengah-tengah masyarakat nantinya dapat diberdayakan sesuai kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dapat menjadi masyarakat yang mandiri, mampu berkolaborasi, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mampu mengendalikan diri, memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang memadai.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

PERASAAN (FEELINGS)

Rasa bangga dan bahagia menyelimuti raga ini tatkala melihat wujud nyata persembahan peserta didik di sekolah saya ini. Tak terbayang sebelumnya betapa susah meminta anak-anak untuk tampil ke depan kelas. Ada yang gemetaran, keringatan, serta hilang konsentrasi sehingga tidak tahu mau menyampaikan apa lagi, semua jadi "blank", sungguh temuan-temuan tersebut di luar dugaan. 

Namun berkat kerjasama guru, wali kelas, dan rekan sejawat lainnya maka terlaksanalah program ini dengan harapan dapat diteruskan menjadi program andalan sekolah. Sebagai upaya menarik minat peserta didik lulusan SD/MI agar dapat melanjutkan studinya di sekolah ini.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Pembelajaran yang diperoleh dari aksi nyata "Pengelolaan Program yang Berdampak pada Peserta didik" adalah terwujudnya lingkungan untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan peserta didik sebagai proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Sehingga hadirnya mereka di tengah-tengah masyarakat nantinya dapat diberdayakan sesuai kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki.

Dampak bagi pribadi guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah ternyata guru tidak hanya harus mahir mengelola kelas saja namun juga sangat diharapkan dapat melibatkan dirinya dalam mengelola program yang berdampak pada peserta didik. Sebagaimana sekolah adalah sebuah ekosistem yang didalamnya melibatkan unsur biotik dan abiotik. 

Kedua unsur ini harus saling berinteraksi satu sama lainnya dalam menjalankan perannya sebagai lingkungan belajar. Saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.

PERUBAHAN (FUTURE)

Perubahan yang sangat diharapkan adalah peserta didik menemukan skill atau keterampilan dalam dirinya sebagai kekuatan dan modal dalam meneruskan hidup dan kehidupannya kelak di masyarakat. Saat peserta didik menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. 

Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah peserta didik kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana peserta didik memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Jika proses ini dapat diterapkan dalam segala lini di kehidupan sekolah maupun luar sekolah maka dapat dipastikan bahwa generasi milenial di era digital ini telah hadir di seluruh pelosok negeri, ada dan tidaknya fasilitas tersedia, tidaklah berpengaruh jika kita mampu memanfaatkan asset yang ada. Lakukan yang terbaik di semua kesempatan yang kamu miliki, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun