"I love to make people happy from the food I created."
Hampir selesai pandemi, Monika Susanto launching produk baru.
Sebenarnya sudah sejak tahun 2017, keluarga mereka membangun sebuah produk yang inginnya akan jadi kebanggaan keluarga dan akan dibawa mendunia. Produknya bernama Coco Nico, sebuah olahan jus kelapa.Â
Alasan awalnya sangat sederhana karena kelapa itu adalah buah yang mahal jika dijual di luar negeri. Harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu di negara lain. Sedangkan, di Indonesia, kelapa adalah buah yang sangat melimpah dan harganya pun sangat murah.Â
Bahkan, ada sebuah fakta lucu dan menarik, suatu ketika ada atlet asal China kedapatan sedang mengonsumsi minuman santan kemasan asli Indonesia. Dikatakan oleh si atlet, minuman itu sangat enak, bermanfaat, dan murah. Kalau santan untuk masak saja bisa diminum dengan mudah, apalagi kalau memang dikemas dengan baik dan rasanya enak.
Sampai saat ini, Coco Nico sebagai produk yang terbaru memang sedang diperkuat dari sisi promosi dan penjualan. Salah satu strategi penjualan adalah lewat model keagenan atau reseller.
Terus berkembang dan menguat itulah yang Monika Susanto lakukan sekarang. Memang rasanya beruntung jika bisa punya kesempatan finansial untuk bisa kembangkan bisnis. Namun, percayalah, tanpa lihai dan ulet tidak mungkin sebuah bisnis akan bertahan. Mau sampai kapan bekal finansial harus didukung terus?Â
Saya jadi teringat beberapa waktu lalu mengenai tumbangnya para startup lokal karena sistem keuangan yang mengandalkan dana investasi secara terus menerus. Pada akhirnya, hal itu tidak bisa mendukung kelangsungan usaha. Usaha tak hanya karena modal melainkan juga ulet dan kerja keras.Â
Dan Monika Susanto bisa mainkan semua aspek kelebihan yang dia miliki dengan sangat baik sehingga mampu hidup kuat di bisnis kuliner ini meski ada terpaan pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H