Akan tetapi, kali ini dia pun sadar diri untuk bebenah dan tidak sembarangan. Dia evaluasi apa saja yang menjadi kekurangan dan kesalahan setahun ke belakang.Â
*Inspirasi tulisan ini berasal dari sebuah bincang Webinar mengenai Cara Memulai Bisnis Kuliner dari Youtube Rumah Teh Iin (Kamis, 23 Juni 2022)
Beberapa hal yang Monika sadari salah adalah dia masih sangat belia dalam bisnis, baru pulang kuliah tak punya kawan, idealis, dan tidak tahu apa kemauan konsumen. Akibatnya, konsumen tak senang dan ada yang menuliskan ulasan buruk mengenai dagangannya.
Selepas bangkrut, Monika pun kemudian melakukan riset pasar, kira-kira target marketnya butuh apa, dan senang makanan bagaimana. Dia bertanya hal ini kepada pelanggan yang sudah tetap, kolega, dan teman.
Akhirnya, dia pun membuat branding baru dan menata ulang menu disesuaikan dengan hasil riset tadi. Pada tahun 2019, Halo Hongkong Cafe berdiri. Menunya terinsprasi dari comfort food atau menu jajanan yang kekal dalam ingatan saat berada di Hongkong.
Tanpa diduga, konsumen bisa menerima. Hanya sayangnya, kemudian pandemi melanda. Saat itulah ujian bagi Monika kembali datang. Dia harus putar otak supaya bisa memenuhi, setidaknya, biaya karyawan meskipun restoran tutup total.Â
Pada saat pandemi tersebut ada ide menjual dimsum beku dan minuman kopi botolan. Uniknya, ide minuman kopi botolan datang dari karyawannya. Diakui Monika, kedekatan dia dan karyawan erat sehingga ada rasa memiliki dan ingin tumbuh bersama dengan membuka peluang memberi ide.Â
Tak disangka, justru sekarang minuman kopi ini menjadi salah satu andalan Halo Hongkong Cafe dengan punya divisi sendiri. Sudah mulai dibuka restoran untuk makan di tempat pun membawa angin segar bagi bisnisnya. Dalam keadaan transisi menuju endemi, Halo Hongkong Cafe akan membuka satu cabangnya di salah satu daerah di Bandung.
Bukan hanya itu, masa pandemi justru membawa berkah bisnis baru. Ketika bosan menunggu di rumah saja, kegiatan Monika beralih ke jualan telur retail. Dia mengalami masa membungkus telur satu per satu. Kalau selama ini, usaha ayahnya lebih kepada penyedia ayam bagi industri maka Monika membuka peluang perluasan pasar.Â
Dalam perjalanannya jualan retail, banyak konsumen meminta telur Omega atau kampung karena dinilai lebih menyehatkan.
Menangkapnya sebagai peluang bisnis baru, insting kuat Monika mengajak ayahnya memproduksi sendiri pakan yang sesuai untuk ayam petelur omega. Monika benar-benar lakukan uji lab terhadap semua keabsahan makanan sesuai ketentuan yang berlaku karena tegakkan kejujuran dalam berbisnis.
Hingga saat ini, usaha telur curah Omega ini masih berjalan dan sudah diberi label Eggcelent.