Ini adalah film kedua yang saya (ingat) tonton bertema kisah ibu tumpang. Pertama, saya lihat film India berjudul "Mimi", dan yang kedua ini berjudul "Together Together".Â
"Mimi" dan "Together Together" dibangun dari tema yang sama, tetapi memberi hasil akhir yang berbeda. Alur cerita "Mimi" lebih melow karena melibatkan kasih sayang ibu pada anaknya. Sedangkan, "Together Together" lebih lucu dan mengemaskan karena para tokoh membangun kedekatannya karena ada kehamilan.
Terus terang saya penasaran menonton "Together Together" setelah membaca sedikit sinopsisnya, meskipun aktor aktris di film ini tidak saya kenal. Ceritanya tentang seorang lelaki yang menyewa seorang ibu tumpang untuk mengandung anaknya. Lelaki ini bernama Matt (Ed Helms) yang sudah berumur lebih dari 40 tahun dan belum menikah. Dia hidup sendiri di sebuah rumah dan bercukupan.Â
Tipikal seorang ibu tumpang, dia digambarkan adalah perempuan muda, sehat, dan butuh uang. Demikian Anna (Patti Harisson) adalah seorang perempuan sederhana yang diusir keluarga karena dulu saat remajanya tak sengaja hamil di luar nikah. Ia tak mengurus anaknya karena  memberikan anaknya untuk diadopsi setelah dilahirkan. Semenjak itu, keluarga Anna tak mau kenal lagi dengannya.
Ingin punya anak dan butuh uang adalah alasan Anna dan Matt bertemu. Latar suasana film ini dimulai dengan Matt yang sedang melakukan wawancara calon ibu tumpangnya. Sebagai dua orang asing yang bertemu hanya untuk dealing sebuah kontrak kerja, mereka tidak terlihat cocok satu sama lain.
Alur cerita di film ini singkat padat. Durasi film pun hanya 1 jam 30 menit saja. Kekuatan film ini ada pada alur cerita, bagaimana kedekatan calon bapak dan ibu tumpang ini diangkat. Bagaimana kehamilan bisa mendekatkan dua orang yang tak saling mengenal bahkan tak kontak fisik sebelumnya menjadi dekat.
Mereka berdua bekerja kerasa, terutama Anna secara profesional menuruti kemauan Matt. Dari sanalah lambat laun tercipta kedekatan sebagai partner hingga kelahiran terjadi. Layaknya sering bertemu dan mengobrol, kedekatan tersebut bisa disalahartikan oleh salah satunya.
Inilah yang seharusnya bisa menjadi hikmah bahwa ikatan perkawinan hendaklah akan mengekalkan sebuah rasa dan jadi baik bagi keduanya. Jika dalam perjalanannya ada seorang anak di tengah perkawinan mereka, hal itu harus disyukuri dan jadi pengikat yang lebih erat lagi bagi pernikahan tersebut.
Hikmah kedua dari film ini adalah bahwa perempuan sangat mudah jatuh cinta. Meski tidak dengan kata-kata, yakinlah bahwa penonton akan tahu bahwa tumbuh cinta di antara keduanya ketika masa kehamilan ini.
Penonton sudah diajak sangat menikmati momen kebersamaan Matt dan Anna dengan begitu manis, digiring kepada yang seharusnya bahagia , klise, mudah ditebak. Itu awalnya saja..
Plot twist menjadi pamungkas cerita. Terus terang, akhir semacam itu sebenarnya bikin kesel dan penasaran. Ceritanya untuk saya masih menggantung dan ingin memaksa pembuat film untuk buat yang sekuel kedua. Maklum saja, sebagai pecinta drama percintaan, saya sudah terbiasa dikasih akhir yang bahagia.Â
Meski demikian, akhir kisah plot twist dan menggantung ini sebenarnya sangat unik dan susah untuk dibuat. Perlu dibangun satu per satu adegan supaya orang bisa mengerti bahagai mana akhirnya.Â
Dan akhir rasa di film ini sebenarnya unik, silakan setiap penonton menafsirkan sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H