Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dalam Semangkuk Bakso

22 September 2016   10:35 Diperbarui: 22 September 2016   11:59 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau tahu Mas? Seandainya dia tidak menghinaku, aku akan dengan rela melepasmu. Karena aku sadar aku bukan perempuan sempurna. Tapi penghinaannya membuatku marah! Maafkan aku Mas! Aku memukul calon istrimu itu dengan piala kebanggaanmu. Maafkan aku Mas, Anna mati seketika siang tadi. Maaf... Maaf aku nggak bisa menahan diri!" kata-kata berhamburan dari mulut Ranti yang histeris.

Rendy terperengah dan membelalakkan matanya."Lalu di mana kau sembunyikan mayatnya, Beib?" tanya Rendy takut-takut.

"Kau ingin tahu? Kau ingin tahu? Ayo ikuti aku!" kata Ranti sambil menyeret lengan suaminya yang masih lemas karena kaget. Ranti membuka lebar kulkas di dapur dan berteriak histeris,"Lihat! Lihat dengan jelas disini kutaruh kaki mulus pacarmu itu! Disini ada lengannya, disini ada cacahan dagingnya. Di freezer ada potongan pahanya! Kamu mau lihat lagi? Ayo!"

Ranti menyeret Rendy yang semakin lemas melihat potongan-potongan tubuh calon istrinya itu. "Lihat!" kata Ranti sambil membuka tutup dua panci yang ada di atas kompor di dapurnya. "Di panci ini, aku merebus dan membumbui kepala pelacur itu dan menjadikan kuah bakso. Dan di panci kecil ini aku membuatnya jadi bulatan-bulatan bakso yang selalu menggugah seleramu. Kamu tahu Mas? Bakso kau makan tadi adalah bakso dari tubuh perempuan yang akan menjadi istrimu besok!" Ranti menyeringai dan mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya yang shock melihat pemandangan itu.

#poeds 22 0916

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun