"Kau tahu Mas? Seandainya dia tidak menghinaku, aku akan dengan rela melepasmu. Karena aku sadar aku bukan perempuan sempurna. Tapi penghinaannya membuatku marah! Maafkan aku Mas! Aku memukul calon istrimu itu dengan piala kebanggaanmu. Maafkan aku Mas, Anna mati seketika siang tadi. Maaf... Maaf aku nggak bisa menahan diri!" kata-kata berhamburan dari mulut Ranti yang histeris.
Rendy terperengah dan membelalakkan matanya."Lalu di mana kau sembunyikan mayatnya, Beib?" tanya Rendy takut-takut.
"Kau ingin tahu? Kau ingin tahu? Ayo ikuti aku!" kata Ranti sambil menyeret lengan suaminya yang masih lemas karena kaget. Ranti membuka lebar kulkas di dapur dan berteriak histeris,"Lihat! Lihat dengan jelas disini kutaruh kaki mulus pacarmu itu! Disini ada lengannya, disini ada cacahan dagingnya. Di freezer ada potongan pahanya! Kamu mau lihat lagi? Ayo!"
Ranti menyeret Rendy yang semakin lemas melihat potongan-potongan tubuh calon istrinya itu. "Lihat!" kata Ranti sambil membuka tutup dua panci yang ada di atas kompor di dapurnya. "Di panci ini, aku merebus dan membumbui kepala pelacur itu dan menjadikan kuah bakso. Dan di panci kecil ini aku membuatnya jadi bulatan-bulatan bakso yang selalu menggugah seleramu. Kamu tahu Mas? Bakso kau makan tadi adalah bakso dari tubuh perempuan yang akan menjadi istrimu besok!" Ranti menyeringai dan mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya yang shock melihat pemandangan itu.
#poeds 22 0916
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H