Umumnya, reaksi alergi terjadi pada kulit atau bisa berupa asma. Namun, tahukah kamu bahwa reaksi alergi juga bisa terjadi pada usus dan lambung dan umumnya ini terjadi setelah seseorang mengkonsumsi makanan tertentu.
Orang sering salah kaprah antara intoleransi makanan dan alergi makanan, sebab keduanya sering terjadi setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Perbedaan diantara keduanya terletak pada imun, yaitu alergi makanan melibatkan imun tubuh, sementara intoleransi makanan tidak melibatkan imun tubuh.
Gastroenteritis, merupakan salah satu contoh reaksi alergi makanan yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada lapisan usus. Gejalanya antara lain: diare, sakit perut, muntah, sakit kepala, kram perut, nyeri otot, demam, menggigil, dan lain sebaginya dan jika terus berlangsung lama akan menyebabkan dehidrasi.
Jadi, penyebab Gastroenteritis reaksi alergi terhadap makanan tertentu. Umumnya, protein yang terkandung dalam makanan dianggap sebagai zat asing yang membahayakan oleh sistem imun tubuh. Makanan yang paling umum menyebabkan reaksi alergi, misalnya kerang, kacang dan ikan. Sementara itu, alergi makanan pada anak, paling umum dipicu oleh kacang tanah, telur, susu, gandum, atau kedelai. Seseorang akan beresiko tinggi mengalami alergi makanan jika keluarga memiliki riwayat alergi makanan, asma atau jenis alergi lainnya, dilansir laman Coastal Allergy and Asthma.
4. Reaksi alergi bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah
Dilansir laman Mayo Clinic, persentase alergi makanan pada anak-anak dibawah usia 5 tahun diperkirakan sekitar 8% dan dewasa 4%. Juga, alergi makanan pada beberapa anak akan terus tumbuh hingga ia dewasa. Reaksi yang timbul dari alergi makanan biasanya berlangsung beberapa menit hingga dua jam setelah makan. Jarang- jarang reaksinya muncul beberapa jam setelah makan. Juga, reaksi yang timbul dari alergi makanan seringkali ringan. Namun, pada beberapa kasus, alergi makanan bisa sampai mengancam nyawa.
Pada kasus yang mengancam nyawa, reaksi alergi makanan bisa menyebabkan pelebaran dan kebocoran pembuluh darah yang menyebabkan penurunan tekanan darah secara cepat sehingga tubuh menjadi kekurangan oksigen. Hal ini merupakan ciri khas syok anafilaksis pada manusia. Pasalnya, imun sel yang disebut sel mast yang dapat ditemukan di dekat pembuluh darah dan saraf di berbagai jaringan tubuh memicu respons seluruh tubuh ketika terkena alergen tertentu yang memicu pelepasan histamin dan zat lain yang kemudian menyebabkan pelebaran dan kebocoran pembuluh darah, dalam jurnal National Institute of Health tahun 2023 berjudul “Unexpected role for the nervous system in anaphylaxis.”
Penelitian lebih lanjut, masih dalam laporan yang sama, mengungkapkan bahwa selama anafilaksis, sel mast melepaskan enzim chymase, yang berinteraksi dengan protein TRPV1. Interaksi ini memicu matinya sel-sel lemak coklat, yaitu lemak yang berfungsi memecah gula darah (glukosa) dan molekul lemak untuk menghasilkan panas dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat tidak menggigil. Kematian sel-sel lemak coklat selama anafilaksis menyebabkan penurunan suhu tubuh secara cepat.
5. Reaksi alergi ringan bisa berdampak pada oral
Reaksi alergi makanan yang lebih ringan daripada anafilaksis, misalnya sindrom alergi oral, yaitu suatu bentuk reaksi alergi yang terjadi setelah makan sayur dan buah tertentu, khususnya yang mentah. Reaksi sindrom alergi oral biasanya mengakibatkan gatal dan bengkak pada lidah, mulut, bibir dan tenggorokan karena peradangan pada lapisan dalam hidung yang dipicu oleh zat alergen.
Begitupun rhinitis alergi, muncul karena peradangan pada lapisan dalam hidung yang dipicu oleh zat alergen. Rhinitis alergi umumnya dipicu oleh serbuk sari yang banyak berterbangan di udara pada musim tertentu. Tapi, tak menutup kemungkinan dipicu oleh hal lainnya seperti debu atau bulu hewan. Dilansir Medicalnewstoday, sindrom alergi oral terkait dengan rhinitis alergi, yaitu alergi musiman yang umumnya terjadi setelah seseorang terpapar serbuk sari pada musim tertentu. Namun, sindrom alergi oral bukan alergi musiman. Protein yang ditemukan pada beberapa buah dan sayuran sangat mirip dengan yang ditemukan pada serbuk sari yang terkait dengan rhinitis alergi sehingga membingungkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan reaktivitas silang berupa sindrom alergi oral. Tidak heran, beberapa gejala sindrom alergi oral dan rhinitis alergi ada kesamaan.
Sebab kemunculan alergi bisa berulang kapan saja, maka cara terbaik yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan. Kamu tak bisa mengontrol serbuk sari, debu, bulu hewan, yang berterbangan di udara, tapi kamu bisa menguranginya dengan menggunakan filter udara dalam rumah, memberi hewan peliharaan tempat terpisah darimu, mandi setelah bepergian dan sebelum naik kasur.
Dilansir Dedicated Senior Medical Center, menjaga tubuh tetap fit juga bisa diupayakan untuk pencegahan, seperti banyak minum air putih supaya tubuh tetap terhidrasi, sebab histamin, zat penyebab alergi, akan diproduksi tubuh lebih banyak saat kamu dehidrasi. Konsumsi makanan kaya vitamin c dan antioksidan supaya sistem imun tubuh tetap baik.