JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 1.1
SARI YUNITHARATNA, S.Pd
CGP Angkatan 10 kelas 10.23
Kabupaten Indragiri Hulu
"Menuntun untuk Mencapai Bahagia"
Jurnal refleksi pembelajaran adalah sebuah dokumen yang hidup dan dapat terus berkembang yang selalu ditulis guru untuk merekam kemajuan guru terhadap apa yang telah dilakukan setiap menyelesaikan pembelajaran. Jurnal refleksi pembelajaran bukan buku agenda pembelajaran yang hanya mencatat peristiwa dan kegiatan belajar dari waktu ke waktu, tapi juga merekam refleksi dan pemikiran guru. Yang dituliskan dalam jurnal refleksi biasanya difokuskan pada tanggapan/penilaian seorang guru tentang apa yang telah dipelajari.
Berdasarkan Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang kompentensi guru disebutkan guru senantiasa harus melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (kompetensi pedagogik). Dalam hal ini guru dituntut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas, dan memanfaatkan hasil refleksi tersebut untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Bila kegiatan refleksi ini dilakukan secara kontinyu akan dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru.
Apabila guru secara konsisten melakukan penulisan jurnal refleksi, manfaat yang akan didapat dari kegiatan ini adalah: Pertama, jurnal dapat dijadikan sebagai alat kontrol pelaksanaan kinerja; kedua, sebagai self assesment; ketiga, sebagai kaca diri; dan keempat, sebagai dokumen pendamping.
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ini dibuat untuk memenuhi tugas Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 pada Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Sebagai guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan pada modul 1.1 mengenai filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan.
Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway , yaitu melalui pertanyaan model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future). 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
Facts (Peristiwa)
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) dibuka secara serentak se-Indonesia pada tanggal 15 Maret 2024 oleh Kemendikbudristek pukul 09.00 s.d 10.00 WIB melalui aplikasi zoom dan youtube. Kemudian sesi kedua dilanjutkan jam 14.00 oleh Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Riau. Materi yang di sampaikan masih berupa pengenalan akun LMS yang terdapat pada aplikasi merdeka mengajar, arahan mengenai jadwal kegiatan, serta strategi dalam mempersiapkan diri dalam menjalankan tugas sebagai CGP. Saya dan teman-teman di ajarkkan bagaimana cara mengakses akun LMS dan bagaimana cara mengatasi masalah jika ada kendala mengenai log in akun LMS. Setelah mengakses akun LMS saya baru mengetahui siapa fasilitator, pengajar praktik, dan  siapa saja yang menjadi teman sekelas saya. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pre test modul 1.1 yang dilakukan pada tanggal 15-16 Maret 2024. Tes ini digunakan pada saat akan berlangsungnya penyempaian materi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan yang akan diajarkan sudah dapat di kuasai oleh CGP.
Pada tanggal 18 Maret 2024 peserta PGP mulai mempelajari modul 1.1 yang ada pada LMS, yaitu tentang mulai dari diri dan eksplorasi konsep-mandiri. Dari modul tersebut, CGP diminta membuat reflektif kritis dan vlog tentang pemahamannya mengenai filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada tanggal 19 Maret 2024 CGP melakukan diskusi virtual melalui G-meete brsama fasilitator Ibu Jenny Ambiani, S.Pd.
Pembelajaran di lanjutkan Kembali pada tanggal 20 Maret 2024. CGP Bersama kelompoknya berdiskusi mengenai nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang dapat mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada kesempatan ini kelompok saya mengusung nilai-nilai luhur pada budaya nandung yang di percaya dapat meningkatkan karakter baik peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Anggota kelompok saling berdiskusi mengemukakan pedapatnya dan saling bercerita pengalaman yang ada pada sekolah masing-msing. Hasil diskusi tersebut di presentasikan pada pertemuan selanjutnya dengan melakukan tanya jawab dengan kelompok lain.
Di hari berikutnya, pada tanggal 23 Maret 2024 diadakan kegiatan lokakarya orientasi yang dilaksanakan di Kecamatan Pasir Penyu. Pada kegiatan ini, seluruh CGP se-Kabupaten berkumpul dan saling berkolaborasi berbagi wawasan dengan di bimbing oleh ibu dan bapak pengajar praktik.
 Â
Selanjutnya pada tanggal 25 Maret 2024 CGP diminta membuat demonstrasi kontekstual dalam bentuk karya yang di unggah pada akun LMS. pada hari berikutnya tanggal 26 Maret 2024 CGP se-Provinsi  melakukan kegiatan Elaborasi Pemahaman, CGP dijelaskan pemahaman secara mendalam tentang Konsep Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan pendidikan Abad 21. Dalam kegiatan tersebut, instruktur yang memimpin kegiatan ini adalah bapak Nugroho Widi Pamungkas. Ada banyak hal menarik dalam kegiatan ini. CGP diminta membuat pertanyaan dan akan dibahas bersama dalam diskusi. Di akhir kegiatan CGP diminta untuk melakukan refleksi dan penilaian terhadap kegiatan tersebut.
Di akhir modul 1.1 CGP melakukan aksi nyata yang akan dijadikan pedoman untuk membuat aksinyata pada modul 1.4 nantinya. Dengan terbitnya refleksi ini maka berakhirlah tugas akhir pada modul 1.1 mengenai filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dan akan dilanjutkan pada kegiatan modul 1.2 mengenai nilai-nilai dan peran guru penggerak.
Feeling (Perasaan)
Pada saat awal saya dinyatakan lulus dan dapat mengikuti Pendidikan guru penggerak, tentu saja saya merasa bangga, karena tidak semua orang memiliki kesempatan seperti yang saya alami. Namun, di balik itu ada perasaan khawatir dan cemas. Cemas apakah saya mampu menyelesaikan kegiatan ini dengan baik dan sempurna. Perasaan tersebut dilatar belakangi karena mengingat kegiatan yang berlangsung cukup lama dan kegiatan yang padat tentunya begitu banyak menyita waktu. Saya sebagai pendidik dan juga sebagai seorang ibu tentu saja harus pandai membagi waktu antara anak, pekerjaan, tugas tambahan di sekolah dan Pendidikan guru penggerak. Namun, setelah lebih kurang saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada, saya sangat bersyukur karena keluarga, atasan dan rekan sejawat sangat mendukung kegiatan ini. Sehingga membuat saya untuk lebih bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan yang ada dan yakin bahwasannya saya mampu untuk mnyelesaikan kegiattan guru penggerak dengan baik.
Agar dapat mengikuti rangkaian kegiatan yang ada pada pendidikan guru penggerak, saya selalu berusaha untuk menjaga kesehatan, berdoa kepada Allah SWT agar di beri kelancaran, dan kemudahan dalam menjalankan tugas sebagai seorang ibu, sebagai guru, ataupun sebagai calon guru penggerak.
Pembelajaran pada modul 1.1 membuat pikiran saya terbuka, bahwa peran guru hanyalah menuntun. Saya tidak perlu mengatur anak untuk jadi sepeti apa. Anak tersebut sudah memiliki kodratnya akan menjadi seperti apa dia. Diibaratkan benih jagung tidak akan jadi tanaman padi. Kita hanya perlu menyingkirkan hama yang ada disekitarnya dengan menanamkan nilai-nilai luhur, sehingga anak dapat tumbuh dan bahagia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Finding (Pembelajaran)
Dari pembelajaran modul 1.1 tentang filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara saya  menemukan hal-hal baru yang sebelumya kurang saya pahami. Saya mendapatkan ilmu-ilmu baru yang bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi mengajar saya sebagai guru.
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. Sebagai guru saya harus bisa menjadi contoh yang baik, pemberi semangat dan memberikan dorongan agar murid dapat mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Dalam menuntun kita perlu beradaptasi terhadap kodrat alam dan kodrat zaman. Karena kebutuhan belajar di tiap daerah berbeda. Meskipun begitu peserta didik juga harus dapat bersaing secara global, sehingga kita perlu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman yang ada. Semua itu dilakukan dengan tidak meinggalkan nilai-nilai luhur yang ada pada budaya setempat. Nilai-nilai luhur budaya dijadikan sebagai pedoman dan batasan agar karakter yang berkembang sesuai dengan ajaran dan budaya Indonesia.
Setelah melakukan pembelajaran tentang pemikiran  Ki Hadjar Dewantara saya menyadari betapa pentingnya peran pendidik. Pendidik haruslah mampu menuntun anak agar ia mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Pembelajaran akan menjadi efektif jika kita mampu merangkul peserta didik dengan kesabaran, ketulusan dan keikhlasan. Kita dapat menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran agar peserta didik dapat mengeksplor dan mengembangkan bakatnya.
Future (Penerapan)
Pembelajaran modul 1.1 tentang filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara memotivasi saya dalam berbagai hal dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru haruslah digani menjadi pembelajaran yang berpusat pada murid agar tercipta pembelajaran yang aktif, interaktif dan menyenangkan. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggali bakatnya agar mereka dapat menemukan jati diriya hingga mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai angggota masyarakat.
Ada beberapa penerapan pembelajaran yang harus saya perbaiki seperti pembiasaan disiplin positif, pembuatan kesepakatan kelas, pembelajaran kolaboratif, refleksi Bersama peserta didik, serta pembelajaran yang berdiferensiasi dengan berbagai media pembelajaran yang menarik.
Selaku pendidik saya juga harus terus belajar sepanjang hayat. Tidak hanya pengajaran yang beradaptasi terhadap alam dan zaman, tetapi saya juga harus mampu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman yang ada terutama pada bidang tekhnologi agar saya dapat menciptakan pembelajaran yang interakti dan modern sehingga peserta didik dapat bersaing secara global.
Demikian jurnal refleksi saya pada modul 1.1. Salam dan Bahagia Bapak Ibu guru hebat  !
Salam guru penggerak ! Tergerak, Bergerak, Menggerakkan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI