Kalau bahasa orang sekarang sebutannya flexing. Kita punya banyak hal dalam diri kita sendiri untuk yang bisa kita cari tahu ataupun mengasah diri sendiri. Bahkan pekerjaan melalui media sosial saat ini menjadi trendsetter bagi anak muda untuk mencari cuan.Â
Dengan adanya perkembangan teknologi, segala hal yang dulunya kita anggap sepele menjadi hal yang sangat substansif. Namun saat ini, saya seperti merenungi perkataan saya dulu di Facebook.Â
Banyak fenomena yang saya perhatikan saat ini. Berita palsu yang makin banyak, perilaku orang lain yang bikin geleng-geleng kepala, dan berbagai perilaku masyarakat yang mungkin bikin kita geram.Â
Ketika saya ada waktu luang, membuka media sosial dan melihat video-video lucu merupakan kegemaran saya. Namun beberapa hari terakhir, saya sedikit resah ketika membuka media sosial.Â
Pertama, ketika saya melihat orang lain menggunakan media sosial untuk menjadi pusat perhatian, mereka seakan menjadi benar dan orang lain salah. Padahal bisa saja yang terjadi adalah yang sebaliknya.
Kedua, banyak orang saling mengejek atau saling sindir di media sosial. Dan hal ini menjadi keresahan saya atau mungkin sebagian orang. Bahkan teman-teman saya yang berkonflik seperti itu.Â
Saya sering berpikir bahwa media sosial zaman dulu sudah sangat berbeda dengan sekarang. Saat saya menggunakan media sosial diantar tahun 2010 hingga 2014, banyak orang yang menggunakan media sosial sebagai media informatif. Namun zaman sekarang media sosial seperti akun gosip emak-emak.Â
Memang tidak semua konten seperti itu, namun ketika masuk ke beranda media sosial, hal tersebut seperti legal terjadi. Jika kita kita belajar ilmu sosial, ada yang namanya teori Dramaturgi.Â
Pierre Boudieu, seorang Sosiolog Antropolog Kontemporer mengatakan sistem sosial masyarakat merupakan sebuah panggung atau Dramaturgi. Setiap individu pasti mempunyai dua karakter yang berbeda, yaitu Front Stage dan Back Stage.Â
Ketika kita ingin dikenal orang lain secara subyektif sesuai yang ia ingin, maka itulah yang itulah yang ia tampilkan. Contohnya ketika seseorang ingin terlihat kaya, maka ia harus terlihat oleh orang lain layaknya seperti orang kaya. Itulah yang disebut Front Stage.Â
Sedangkan Back Stage merupakan sebuah proses dari Front Stage itu sendiri. Proses ini yang tidak diperlihatkan individu ketika mempertunjukkan dirinya. Contohnya cara atau proses dia untuk menjadi kaya.Â