Ada yang suka baca buku? Membaca buku dizaman sekarang menjadi sebuah hobi yang bisa menyegarkan diri kita. Selain membaca buku, banyak penulis yang menjadikan penulis sebagai pekerjaan. Banyak jenis buku saat ini yang bisa kita pilih.Â
Saat ini, buku bisa ditemukan sangat mudah peredarannya. Jika ingin membaca buku dengan gratis, kita bisa pergi ke perpustakaan dan bisa meminjam buku tersebut. Namun membaca atau meminjam buku di perpustakaan, kita dibatasi oleh waktu untuk meminjamnya.Â
Terlebih lagi tak semua buku ada di perpustakaan. Belum lagi jika ada, kita akan rebutan dengan orang yang akan membacanya. Sehingga membeli buku juga ditoko buku seperti Gramedia, Togamas, dan berbagai toko buku terkait.Â
Selain itu, E-Book juga bisa menjadi pilihan jika malas untuk pergi ke toko buku. Atau mungkin kita bisa mencarinya di media market place secara online. Berkat teknologi, kita bisa mengakses buku atau informasi yang ingin kita cari. Namun apakah kita tahu sejarah terbentuknya buku yang bisa dinikmati?Â
Baca juga: Pilihan Sulit antara Buku Fisik dan Buku Digital
Pada 2400 tahun lalu, dijelaskan bahwa bangsa Mesir Kuno merupakan bangsa pertama dalam mencetak tulisan. Istilah tersebut bernama Hieroglif yang berupa gambar atau tulisan. Tulisan Hieroglif ini menceritakan keadaan sosial bangsa Mesir saat itu.Â
Selain menggambarkan kehidupan sosial, bentuk hieroglif ini sifatnya ritual keagamaan setempat. Tulisan tersebut biasanya ditulis pada bangunan milik Kerajaan Mesir dan batu sebagai media tulisan. Seperti yang kita tahu, bangsa Mesir Kuno mempunyai kepercayaan terhadap Dewa.Â
Gulungan Sebagai  Tulis Wadah
Gulungan juga berkembang di Mesir untuk menjelaskan kepercayaan mereka. Orang Mesir Kuno menggunakan tumbuhan Papirus  yang tumbuh disekitar lembah Sungai Nil. Rata-rata gulungan tersebut mempunyai panjang sekitar 40 meter yang berisi informasi penting bagi kerajaan Mesir.Â
Kerajaan Romawi juga menggunakan sistem gulungan tersebut. Namun para cendekiawan Romawi menggunakan kulit Domba dan panjangnya tak seperti milik Mesir. Penggunaan kulit domba juga digunakan oleh bangsa-bangsa timur tengah untuk menyebarkan agama Kristen dan Islam.
Manuscript China Dalam Perubahan Sistem Percetakan
Sebelumnya, Kekaisaran China menggunakan tumbuhan bambu dalam membuat gulungan dalam menyebarkan ajaran Buddha. Namun sekitar 200 tahun sebelum Masehi, kertas ditemukan oleh Tsai Lun.Â
Bahan dasarnya kertas saat itu berasal dari kayu bambu dan dihancurkan seperti bubur dan dicetak. Penemuan pertama ini juga pertama kali bahwa tulisan bisa dijilid. Penemuan ini juga menyebar ke Eropa sekitar tahun 700 Masehi.Â
Melalui perdagangan darat, penyebaran sistem pembentukan kertas menjalar ke Asia Tengah sampai ke Spanyol hingga tahun 1200-an. Namun pembuatan kertas ini masih sangat rumit dan tak semua negara mau menerima produk tersebut. Di Eropa, penggunaan kulit domba masih terus dilakukan. Namun bentuknya bukan lagi berbentuk gulungan, melainkan ditumpuk dan sisi-nya diikat oleh benang.Â
Johann Gutenberg, Penemuan Mesin Cetak dan sebagai revolusioner
Johann Gutenberg, sebagai sang revolusioner yang mengubah industri percetakan. Pada abad ke-15, ia menciptakan mesin untuk mencetak tulisannya. Alat tersebut masih terbatas dalam produksinya dan alatnya menjadi alat yang digunakan untuk mencetak buku.Â
Dari hasil ciptaannya, percetakan buku berkembang pesat. Selain berkembangnya mesin cetak, produksi kertas juga berkembang untuk membuat buku sebagai alat informasi. Hasil ini berkembang sampai abad 20 sebagai penyempurnaan mesin cetak dalam produksi buku. Teknologi itu juga yang juga dinikmati hingga masa sekarang.Â
Sehingga, banyak perusahaan yang konsentrasi dalam menciptakan buku. Hal ini, biasanya disebut penerbit. Banyak penulis mengirimkan tulisannya untuk dibaca. Selain industri penerbit buku, percetakan koran juga semakin pesat dalam menyajikan berita.Â
E-Book, buku digital yang menjadi perkembangan teknologi informasi
Semakin pesatnya teknologi, sistem informasi juga berkembang pesat. Laptop dan Smartphone menjadi sebuah alat dalam pekerjaan. Penerbit juga melihat hal ini dalam peluang ekonomi. Banyak media percetakan yang menerbitkan produksi bukunya kedalam internet dalam memudahkan konsumen untuk membeli buku.Â
Buku yang dimuat kedalam internet disebut buku digital atau E-Book. E-Book sendiri awalnya digagas oleh Bob Brown pada tahun 1930. Namun realisasi E-Book sendiri dimulai pada tahun 1970 oleh Michael Stern Hart. E-Book ini mulai dikomersialkan sekitar tahun 2002 dan berkembang sampai sekarang.
Selain itu, perusahaan penyedia informasi yang biasanya mencetak koran, juga membuat platform official dalam menyajikan berita dalam bentuk online. Platform market place  juga memanfaatkan lapak online untuk menjual buku fisik dan tak hanya menerbitkan buku digital.Â
Penutup
Dari tulisan ini kita bisa melihat sekilas sejarah perkembangan buku dari zaman Mesir Kuno hingga era modern. Pilihan membaca buku juga semakin banyak. Ditambah saat ini semakin canggih, kita bisa memilih bacaan apa yang akan kita pilih.Â
Selain mengolah berita yang akan kita baca, pilihan antara membaca buku fisik dan buku digital dengan leluasa kita pilih, sesuai dengan kenyamanan diri kita masing-masing. Dari pilihan ini, teknologi membantu kita dalam membaca. Entah ada teknologi apa lagi yang akan muncul dalam membantu kita dalam mengolah informasi.Â
Sardo Sinaga
11 Oktober 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI