Ia berkata temannya itu memiliki apa yang Ia punya dan diperlihatkan di Facebook. Itu bukanlah sesuatu yang buruk dan sangat wajar dilakukan.Â
Itu dilakukan karena membuat kekhawatirannya bahwa yang dia lakukan tidak bisa ia lakukan. Namun ia mampu berdamai dengan kekhawatirannya dan membuka blokiran temannya.Â
Pada akhir statementnya ia berkata, toxic bukan hanya berasal dari energi negative, tetapi hal positive juga mampu menjadi sebuah toxic.Â
Jujur saja, penulis sempat terdiam karena statusnya walaupun penulis tidak tahu siapa yang dia maksud. Terdiam dalam artian apa yang terjadi pada dirinya bisa terjadi untuk orang lain.Â
Penulis juga sempat mengalami hal yang ia alami. Namun penulis tidak melakukan hal yang se-ekstream itu. Penulis setuju apa yang ia katakan.Â
Namun penulis mengambil kesimpulan bahwa apa yang kita lakukan dapat mempengaruhi emosional seseorang. Terlepas dari baik buruk yang Ia kerjakan. Efek dari hal itu justru mampu memberikan respon apa yang akan terjadi kedepannya.Â
Mungkin sekian dari tulisan ini. Jika kurang dalam pembahasannya mohon dimaklumi. Karena penulis cuma ingin meluapkan apa yang penulis pikirkan. Terima kasih.Â
Sardo Sinaga
06 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H