Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Rokok Dari Masa Ke Masa

15 Februari 2021   13:42 Diperbarui: 15 Februari 2021   14:36 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ekrulila dari Pexels

Foto oleh Francesco Paggiaro dari Pexels
Foto oleh Francesco Paggiaro dari Pexels
Penulis sempat membahas zaman keemasan dari rokok di eropa pada tahun 1600-an sampai 1800-an. Namun eksistensi rokok mulai redup dikarenakan pasar Amerika menghentikan impor tembakau dari eropa pada akhir abad 17. Hal ini dikarenakan Amerika ingin menekan dominasi produk dari negara-negara eropa. Mereka pun juga mampu menciptakan produksi mereka sendiri dari segi perkebunan dan pabrik rokok. Perang Dunia I & II yang berakibat kehancuran perekonomian global juga mempengaruhi produktivitas rokok yang semakin turun.

Namun pada tahun 1990 sebagai awal dimana deklarasi anti rokok secara global terus disuarakan. Hal ini kerapnya gangguan kesehatan khususnya paru-paru yang diperkuat data dari WHO. Sehingga banyak negara-negara di eropa, Amerika, beberapa di asia, dan Australia menerapkan kebijakan melarang merokok diruang publik yang menekan angka perokok aktif. Beberapa negara juga menciptakan ruang khusus bagi para perokok dan menaikkan harga rokok.

Mungkin ada beberapa yang bertanya mengapa negara-negara tersebut menghapus produksi rokok? rokok juga sebagai salah satu pemasukan negara walaupun tidak setinggi minyak bumi. Bukan hanya pemasukan negara, jika pemberhentian rokok terjadi secara massal pastinya akan ada pemutusan pekerja secara besar-besaran. Hal inilah kenapa negara-negara tersebut tetap menjual rokok dengan pembatasan usia minimal 18 tahun dari WHO.

Di Indonesia sendiri, mantan wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla sempat mengatakan bahwa hanya di Indonesia pembisnis rokok bisa kaya. Hal ini dikarenakan tingginya presentase perokok di Indonesia menyentuh angka 30% dan bahkan akan terus bertambah. Beberapa masyarakat di Indonesia menjadikan rokok sebagai wadah silahturahmi. Kebiasaan inilah yang sulit bagi pemerintah Indonesia untuk menekan angka tersebut. Harga rokok di Indonesia masih dibawah angka 2 Dollar US (kurs RP 14.000). Selain harga yang relatif murah, kurangnya pengawasan terhadap transaksi jual beli rokok di Indonesia yang bisa kita lihat banyak anak - anak dibawah 17 tahun bisa leluasa membeli rokok.

Sardo Sinaga

Malang, 15 - 02 - 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun