Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Sebagai Mitra Pasar Bebas

10 Juli 2020   16:18 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Torsten Dettlaff dari Pexels

Glory sendiri diartikan sebagai bentuk kejayaan atau kekuasaan tertinggi. Dan terakhir adalah Gospel yaitu cara dalam menuju puncak kekuasaan melalui perluasan wilayah. 

Diambil dari www.pexels.com
Diambil dari www.pexels.com
Mungkin pembaca sudah bisa membedah sepak bola, pasar bebas, dengan konsep 3G tadi. Perusahaan besar mengajak klub-klub besar dalam rangka mencari keuntungan yang kita tahu bahwa sepak bola sebagai wadah mencari keuntungan. 

Klub pun melihat perusahaan besar seperti Nike, Adidas, dan merek terkenal lainnya sebagai penunjang popularitas. Hal ini dikarenakan brand-brand tersebut banyak digunakan sebagai fashion zaman sekarang, khususnya anak muda. 

Selain itu game seperti FIFA dari perusahaan Electronic Arts (EA Sports) dan Pro Evolution Soccer dari perusahaan Konami turut meramaikan pasar internasional.

Duet maut antara klub-klub besar khususnya klub Eropa dengan perusahaan besar tersebut menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa posisi mereka sedang berjaya.Selain klub sepak bola, komunitas pecinta sepak bola sangat besar dilingkup Internasional. 

Dengan popularitas tersebut, klub tersebut bisa maksimal dalam sebuah memenangkan pertandingan domestik ataupun Internasional. Begitu juga dengan perusahaan besar yang bergelut didunia fashion. Hasil dari kolaborasi dengan klub sepak bola tersebut sebagai wadah lain dari menarik konsumen dan menguasai pasar Internasional.

 Konteks dari dua kelompok besar tersebut adalah komunitas pecinta olah raga sebagai pasar utama mereka, bukan lagi sebagai penikmat tertentu. Sekarang pun banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke-klub sepak bola agar mampu menjadi bintang lapangan dengan dalih bisa mendapatkan pemasukan, bukan hanya sekedar hobi. 

Adanya pertarungan perusahaan dan klub besar dalam memperebutkan hati konsumen agar tetap berjaya. Sehingga dari kasus mereka mampu menciptakan sebuah trend tersendiri dalam mengendalikan pasar global, khususnya kaum milenial. 

Sardo Sinaga, 10 July 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun