KBA-X Anak-anak NTT
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial yang dilaksanakan secara daring khusus untuk anak-anak NTT. Adapun bentuk kegiatan antara lain belajar Bahasa Inggris, kursus menulis, pendampingan pembelajaran public speaking, informasi-informasi beasiswa, dan pendampingan-pendampingan akademik lainnya.
Lingkar Areopagus (LA)
LA adalah kegiatan peningkatan kapasitas penggerak komunitas. Bentuk kegiatan ini adalah diskusi seputar tema-tema aktual, diskusi buku, diskusi skripsi, diskusi jurnal dan artikel-artikel penting yang dikemas dengan santai. Sebagai ruang belajar, KBA memberikan ruang untuk setiap penggerak berbagi segala bentuk pemikirannya dalam sharing dan diskusi bersama. Diskusi-diskusi tersebut menjadi momentum melatih diri dalam aktifitas perkuliahan. Para penggerak yang sudah terlatih tersebut, yang pada akhirnya menjadi animator dalam kegiatan-kegiatan sosial KBA.
Kelas Privat Komunitas Belajar Areopagus (KP-KBA)
Kelas privat menjadi salah satu bentuk fundraising komunitas yang bertujuan untuk membiayai dan mengakomodasi seluruh kegiatan KBA. KP-KBA mengampu kelas Pengantar Filsafat, Logika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Sejarah, Musik, Sastra dan Jurnalistik untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan umum. Kegiatan ini dikemas dalam sistem pembelajaran Luring dan Daring.
Secara garis besar, demikian kira-kira gambaran umum kegiatan KBA. Sampai saat ini, kegiatan-kegiatan sosial tersebut sudah dijalankan. Jika mau melihat buktinya, bisa melihat postingan-postingan di instagram Komunitas Belajar Areopagus. Heheh.
Saya mau mengakhiri tulisan ini dengan berbagi konsep pendidikan yang dicetuskan Driyakara. Sebagai inspirator Universitas Sanata Dharma dan STF Driyakara, dia memiliki pandangan yang menarik tentang pendidikan.
Menurut Driyakara pendidikan adalah proses hominisasi dan humanisasi. Hominisasi artinya penjadian manusia (proses membentuk kepribadian manusia). Sementara humanisasi ialah perkembangan yang lebih tinggi dari hominisasi. Hominisasi bicara tentang pertumbuhan manusia menjadi matang, artinya mampu berdikari dalam berpikir.
Humanisasi lebih pada bagaimana manusia mengerti dirinya, menempatkan dirinya dalam situasi, mengambil sikap dan menentukan dirinya; nasibnya ada di tangannya sendiri. Menjadi manusia yang hominis adalah menjadi manusia yang mandiri, dan menjadi manusia yang humanis adalah menjadi manusia yang kontekstual, terhubung dengan alam sekitarnya.