Menariknya, buku ini menekankan bahwa ziarah manusia akan ditemani oleh kegagalan, berdandankan penyesalan, berkawan dengan kerugian, dan keniscayaan kematian. Berhadapan dengan fakta demikian -- sama seperti beberapa buku motivasi lain -- memeluk penderitaan dan berdamai dengan ialah suatu keharusan. Pada akhirnya, kita akan menertawakan air mata, itulah seni dari bodoh amat.
Kelebihannya:
Buku ini diterjemahkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Narasinya asyik dan candu untuk dibaca. Judul-judul yang paradoks juga menaikan rasa penasaran akan isinya. Bab yang ada di dalamnya bisa dibaca secara terpisaha, sehingga sangat rekomded bagi yang tidak punya banyak waktu luang. Untuk jadi diri sendiri, mungkin buku ini bisa jadi salah satu resepnya. Suka atau tidak, pada satu titik kita harus bersikap bodoh amat. Terdapat quetos yang memicu adrenalin untuk berpikir lebih keras dan mandiri. Recomended banget.
Kelemahannya:
Saya tidak menemukannya. Karena salah satu tujuan dari membaca buku ini adalah untuk menemukan hal-hal pentingnya saja. Apakah artinya tidak ada kekurangan dari buku ini? Tentunya ada. Tapi saya tetap memilih untuk melihat hal-hal penting saja. Bukan kah itu pelajarannya. hhh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI