Padahal tidak menutup kemungkinan juga bahwa anak yang sekolah di daerah atau sekolah biasa bukan berarti otaknya tidak mampu melainkan alasan diatas karena kurangnya biaya.
Apabila dikaji melalui teori fungsional struktural menurut Emile Durkheim dan Max Weber, perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menyebabkan ketidakseimbangan dan memengaruhi komponen yang lainnya. Kesenjangan pendidikan ini merupakan suatu masalah yang apabila tidak diatasi dapat menimbulkan masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan yang akan berdampak kepada kriminalitas karena menurut teori ini masyarakat dianggap sebagai sebuah struktur yang saling berhubungan.Â
Teori ini berpendapat bahwa masyarakat sebagai suatu sistem yang diibaratkan seperti tubuh yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkait, menyatu antara satu dengan yang lainnya dan masing-masing mempunyai peran.Â
Maksudnya apabila masalah kesenjangan pendidikan ini dapat di minimalisasikan, masalah lain yang timbul akibat kesenjangan pendidikan ini dapat teratasi juga. Misalnya kesenjangan pendidikan di Indonesia menurun, otomatis kesenjangan sosial juga menurun serta kemiskinan dan pengangguran juga dapat menurun yang akan memengaruhi indikator keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Masalah ini juga dapat dikaji melalu pendekatan sistem, yaitu sistem sebagai satuan identifikasi sekaligus sumber masalah karena adanya sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan yang memungkinkan suatu kelompok atau suatu daerah lebih mempunyai kesempatan untuk merasakan fasilitas pendidikan tersebut yang lebih baik.Â
Hal ini menimbulkan hambatan-hambatan yang berakibat kepada kesenjangan. Individu sebagai suatu komponen masyarakat akan tunduk kepada sistem. Maka dari itu melalui pendekatan ini, apabila ditemukanya suatu masalah perorangan maupun kelompok, sumber utama dari masalah tersebut karena masih adanya ketimpangan sistem.Â
Pemecahan masalahnya berarti harus ada perubahan dari sistemnya. Solusi pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu mengupayakan pendidikan gratis di berbagai daerah untuk sekolah negeri dari tingkat SD sampai SMA. Apabila masih belum mampu, bisa menekan biaya pendidikan dengan biaya yang murah.Â
Selain itu, dapat melakukan pelatihan kepada para pengajar dengan tujuan pemerataan kualitas. Kemudian, menggalakan pemahaman-pemahanan tentang arti pendidikan itu penting sebagai bekal di masa depan karena masih banyak mindset para orangtua yang enggan menyekolahkan anaknya dengan alasan membantu ayahnya bekerja supaya mendapatkan uang.Â
Tidak lupa juga, pemerintah lebih memperhatikan tentang upah guru di desa yang masih minim yang menyebabkan banyak guru enggan memilih mengajar di desa. Akses jalan dan fasilitas juga harus lebih diperhatikan supaya mudah dijangkau. Mahasiswa sebagai agent of change dapat membantu dengan cara mengadakan kegiatan sukarelawan, seperti mengajar ke daerah-daerah yang sekiranya masih membutuhkan serta dapat menggiatkan donasi untuk pembangunan sekolah di desa-desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H