Mohon tunggu...
Saraswati Widuri
Saraswati Widuri Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Student of Social Welfare at Universitas Padjadjaran

We will never know the real answer before we try

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesenjangan Pendidikan: Masih Banyak Daerah Minim Fasilitas Pendidikan

10 Desember 2020   00:29 Diperbarui: 29 April 2021   11:17 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minim fasilitas pendidikan di sekolah. | kompas.com

Berbicara tentang masalah sosial, berarti berbicara tentang perubahan atau kondisi yang tidak diinginkan masyarakat serta dapat menghambat kesejahteraan masyarakatnya. Masalah sosial sendiri ialah suatu keadaan adanya perbedaan ekspektasi dan realita yang terjadi tidak sesuai dengan harapan yang ada serta masalah tersebut membawa dampak kepada masyarakat secara luas, bukan hanya antar individu atau antar kelompok saja tapi membawa dampak kepada banyak orang yang merasakan. Masalah sosial bisa disebabkan karena faktor ekonomi, budaya, biologis dan psikologis. 

Masalah sosial sulit untuk diatasi karena kadang penilaian terhadap suatu peristiwa menimbulkan banyak asumsi di masyarakat tidak terlepas dari benar atau salahnya. Selain itu, masalah sosial juga bersifat saling memengaruhi masalah sosial lainnya. Terkadang suatu masalah belum terselesaikan, sudah timbul masalah baru lagi. 

Maka dari itu, dalam memandang masalah sosial dan mengatasinya harus melihat dari berbagai sudut pandang dengan menimbang-nimbang gejala yang ada dan mengatasi masalah sosial tersebut dari akar permasalahannya, bukan dari beberapa masalah yang timbul dari suatu permasalahan.

Berbicara tentang masalah sosial, sebenarnya Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang cukup banyak tapi kualitas usmber daya manusianya yang masih minim. Hal tersebut dapat disebabkan karena masih banyak ditemukannya ketidakmerataan mutu pendidikan di beberapa daerah. 

Jika dibandingkan di daerah dan perkotaan terlihat jelas kesenjangan pendidikannya dari fasilitas dan mutu pengajarnya. Hal tersebut akan memengaruhi output dari masing-masing siswa di daerah dan di kota berbeda, itulah yang dimaksud masih nyata adanya kesenjangan pendidikan di Indonesia.

Jumlah guru di kota lebih banyak dibandingkan di desa. Alasan masih rendahnya minat para guru untuk mengajar di desa ialah sulitnya transportasi untuk menjangkau sekolah tersebut serta minimnya fasilitas sehingga menghambat proses kegiatan belajar mengajar. Semua daerah belum menerapkan pendidikan dengan bebas biaya. 

Itulah yang menjadi alasan banyak anak yang putus sekolah karena masih ada orang tua yang tidak mampu membiayai sekolah anaknya. Akhirnya para orang tua berpikir bahwa lebih baik anaknya membantu mereka bekerja yang nantinya dapat menghasilkan uang dibandingkan sekolah justru menghabiskan duit orang tua. 

Mindset seperti itu sebenarnya yang dapat menghambat proses majunya pendidikan di Indonesia. Hal tersebut muncul dibenak mereka karena masih minimnya arti penting pendidikan di masa depan.

Dari segi bangunan sekolah antara di kota dan desa masih terlihat kontras. Bangunan sekolah di desa masih seadanya dengan beberapa bangunan yang masih semipermanen hanya sekadar ada fisik ruang untuk berteduh dari panas dan hujan. Hal tersebut membuat kesan yang tidak nyaman dan membahayakan untuk para siswa-siswi serta pengajarnya. Guru yang mengajar pun tidak mengharapkan seberapa besar gaji yang diterima.

Ketimpangan pendidikan ini dapat berdampak terhadap kesenjangan sosial yang mencolok, seperti orang tua yang berada akan menyekolahkan anaknya ditempat dengan kualitas pendidikan yang lebih bagus misal menyekolahkan di kelas internasional dan mendaftarkan anaknya ke bimbingan belajar supaya mendapatkan tambahan belajar dengan harapan prestasi si anak dapat meningkat, sedangkan di sisi keluarga yang kurang mampu hanya bisa menyekolahkan anaknya di tempat biasa. 

Baca: Minim Fasilitas Sekolah, Siswa SDN Cibogo Tetap Semangat Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun