JANGAN BIARKAN JEMURAN DI LUAR
"Ayo, Nduk, sudah mau surup. Jemurannya diangkat, kering ngga kering, bawa masuk! Keburu gelap nanti."Â
Langit di bagian barat sudah tampak kemerahan. Di ufuk barat, matahari sudah hampir terbenam. Tanda tiba saatnya sandyakala.
Sembari terbatuk-batuk, seorang wanita tua berseru pada anak perempuannya. Masih berada di dalam kamar, di atas ranjang kayu tua miliknya. Sudah seminggu ini dia terbaring sakit tak berdaya.
"Asih ...." ulang wanita tua itu, sebab lama tak mendapatkan respon dari anaknya.
"Iya, iya. Cerewet banget sih." Asih menggerutu pada sang ibu. Turun dari ranjangnya, menghentakkan kaki, merasa sebal. Karena kesenangannya bermain ponsel terganggu.
Benda canggih yang baru dibelikan sang bapak sebulan lalu itu, tak juga Asih letakkan. Matanya tak bisa lepas. Sembari berjalan keluar, dia asyik menekuri layar. Berselancar di sosial media, memperhatikan foto-foto dan berbalas pesan dengan lawan jenisnya.
[Kirim foto dong, Cantik.]
Asih tersenyum membaca pesan dari orang yang belum lama dikenalnya lewat sosial media. Salah tingkah, sampai melupakan pesan dari ibunya. Dia berjongkok di depan pintu samping rumahnya. Jarinya lincah menari di atas layar ponselnya. Mengetik balasan untuk orang yang belum dia kenal secara nyata.
[Malu, ah.]Â