Mohon tunggu...
Sarah Alifia Suryadi
Sarah Alifia Suryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lahir di Jakarta pada 8 Agustus 2003. Saat ini sedang menempuh semester 3 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa dan mendalami dunia kepenulisan sejak dua tahun terakhir. Pesan Ali bin Abi Thalib yang membuatnya semangat untuk menulis yaitu “Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.”

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Celah Usaha Konveksi Rumahan di Tengah Badai PHK

6 Desember 2022   13:03 Diperbarui: 22 Desember 2022   20:17 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir pesanan atau masa high season bukan berarti Ade mengesampingkan kualitas satu-persatu. Justru, dengan giat bekerja Ade bisa melatih keterampilannya. Saat kewalahan mengerjakan pesanan pelanggan, Ade biasanya dibantu oleh anaknya, Rafa (18) dalam persiapan teknis maupun bantuan langsung saat bekerja.

Menurut pengakuan Novianti (28), pelanggan tetap konveksi Ade, ia merasakan pengalaman memuaskan dalam menggunakan jasa tersebut. "Rasanya seperti punya personal designer yang bisa diajak konsultasi." tandasnya (6/12).

Novi tergolong wanita karir yang tidak punya banyak waktu untuk berbelanja atau menjahit, sehingga konveksi Ade sering ditujunya ketika ia butuh bantuan. Menurutnya, jasa ini punya nilai plus dibanding produksi dari pabrik.

"Kalau beli hasil pabrik, modelnya terlalu pasaran, belum tentu cocok di badan kita. Jadi saya lebih suka minta tolong Bu Ade untuk membuatkan pakaian, dibandingkan beli dari produksi pabrik. Bahan, warna, dan ukuran bisa disesuaikan dan lebih menghemat uang. Apalagi untuk pakaian sehari-hari, nggak perlu mahal tapi kualitasnya bisa disamakan dengan pakaian bermerek. Kan, pakaian bermerek juga aslinya buatan tangan manusia." beber Novianti, Selasa (6/12).

Penulis: Sarah Alifia Suryadi, Mahasiswa Semester 3, Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun