Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Di Lakkang, Budaya Tradisional Tak Lekang di Tengah Keterbatasan

17 Oktober 2016   14:20 Diperbarui: 17 Oktober 2016   14:34 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Popularitas pencak silat leluhur Kota Daeng memang tak setenar Merpati Putih, Setia Hati Teratai (SHT), Tapak Suci (Muhammadiyah), Margoloyo (151), Lemkari, Judo, Tarung Drajat, hingga Silat Cimande (Jawa Barat). Ma’af saya kurang faham betul seluk beluk pencak silat asli warisan moyang Kota Daeng, jadi harap dikoreksi referensinya. Biasanya silat sifatnya rahasia ini diwariskan dari keluarga bahkan ada yang langsung dari warisan dari kerajaan kerajaan di Tanah Sulawesi. Tidak salahnya jika jaman dulu seorang prajurit harus menguasai beladiri sebaik mungkin demi mempertahankan bangsa dan negara dari rongrongan penjajah.

(sumber: dokpri/adi)
(sumber: dokpri/adi)
Itulah mengapa banyak silat rahasia di tanah sulawesi selatan ini. Bukan hanya Makassar yang memiliki silat rahasia tapi seluruh Sulawesi pasti memiliki beragam gerakan serta kuncian yang mematikan untuk melumpuhkan lawannya tersendiri atau bahkan seluruh indonesia itulah perlunya informasi dan sejarah untuk mengetahui asal usul Pencak Silat di Tanah Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan.

tarian-2-jpg-58047aa39593731f1b15796a.jpg
tarian-2-jpg-58047aa39593731f1b15796a.jpg
Tari Empat Etnik

Tari Empat Etnik merupakan tari kreasi yang melambangkan empat etnik terbesar yang menaungi daerah sulawesi selatan meliputi etnik Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar. Tari Empat Etnik memadukan beberapa tarian seperti tari Pakarena dari etnik Makassar, tari Pajoge’ dari etnik Bugis, tari Pa’gellu dari Toraja dan tari Pa’tuddu dari daerah Mandar. Tarian ini dibuka dengan iramapakanjara atau gendang dengan ketukan bertalu-talu khas makassar, juga memadukannya dengan tari Maggellu dari Tator, Tari Mandar  Mappendisasi dan tari Pattennung juga tari Pattuddu. Semuanya memiliki gerakan khas tersendiri dan setiap gerakan memiliki makna. Seperti gerakan memutar seperti jarum jam dari tari Pakarena yang melambangkan siklus kehidupan manusia. Semua unsur tersebut diramu menjadi gerak berkonstruksi dan selaras dengan penguatan yang dilengkapi dengan  Angngaru/aru.

Tari empat etnis ini merupakan penggabungan beberapa tari dari setiap suku, dan dikenal dengan nama tari pa’rimpungang. Keunikan tari ini terlihat pada gerakan tari yang cukup aktraktif, kostum berupa baju-baju tradisonal dan musik tradisi dari daerah masing-masing yang mengiringi Tari Empat Etnik ini. Para penari menggunakan kostum (baju tradisional) yang khas dari keempat etnik ini. Setiap berganti tarian, musik pun berganti menyesuaikan ciri khas etnik masing-masing.

Perpaduan antara perbedaan dapat menciptakan keindahan, ternyata berbeda itu memang indah... semoga dapat menginspirasi hidup dalam pluralisme masyarakat.

17 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun