"Duduklah"
Ia mengajak ku menyandarkan tubuh dibawah pohon besar ini, Entah mengapa tiba-tiba perasaan sedih dan bahagia muncul bersamaan.
"Mengapa kamu disini?" Suara itu membuyarkan perasaanku
Tanpa bersuara, aku hanya menggeleng lemah
"Bertaubatlah, bersabarlah dan berbahagialah"
Aku makin tidak mengerti
"Untuk apa?"
Pertanyaan itu begitu saja meluncur dari bibirku
"Bertaubatlah untuk dosa-dosa masa lalu mu, bersabarlah untuk apa yang sedang kamu jalani saat ini, dan berbahagialah untuk seterusnya di sisa kehidupanmu"
Tanpa terasa air mata ini menetes dan perasaan sakit yang tadi kurasakan kini semakin pedih. Mata itu memandangku dalam, tapi aku bisa merasakan ketenangan di ruang mata itu.
Mata itu... ya, aku mengenalinya