Mohon tunggu...
Wita sarah Alfiah
Wita sarah Alfiah Mohon Tunggu... Pramugari -

Eat, pray, love

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi yang Kurindukan

22 Desember 2016   10:53 Diperbarui: 22 Desember 2016   11:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Getty Images

Sayup sayup angin menyentuh pipiku lembut 

"Dimana aku? "

Tempat ini begitu indah...

Tak ada suara bising, Hanya terdengar lembut suara gemericik air yang entah dari mana asalnya

Tak ada udara kotor, Hanya aroma bunga yang wangi dan menenangkan 

Tak ada gedung - gedung yang menjulang Hanya pepohonan dan rumput-rumput hijau yang menari-nari karena tersentuh angin 

Sesekali kupu-kupu hinggap di jariku.

"Dimana aku?"

Ketika aku masih sibuk dengan pertanyaan itu tampak seorang laki-laki berbadan tegap, tinggi, dan gagah berjalan menghampiriku

"Siapa dia?"

Wajah itu begitu tampan dan menenangkan Tepat didepan mata ia tersenyum dan berkata

"Duduklah"

Ia mengajak ku menyandarkan tubuh dibawah pohon besar ini, Entah mengapa tiba-tiba perasaan sedih dan bahagia muncul bersamaan.

"Mengapa kamu disini?" Suara itu membuyarkan perasaanku

Tanpa bersuara, aku hanya menggeleng lemah

"Bertaubatlah, bersabarlah dan berbahagialah"

Aku makin tidak mengerti

"Untuk apa?"

Pertanyaan itu begitu saja meluncur dari bibirku

"Bertaubatlah untuk dosa-dosa masa lalu mu, bersabarlah untuk apa yang sedang kamu jalani saat ini, dan berbahagialah untuk seterusnya di sisa kehidupanmu"

Tanpa terasa air mata ini menetes dan perasaan sakit yang tadi kurasakan kini semakin pedih. Mata itu memandangku dalam, tapi aku bisa merasakan ketenangan di ruang mata itu.

Mata itu... ya, aku mengenalinya

Ayah...

Ayah...

"Pulanglah anakku... tempatmu bukan disini"

Tangisku semakin deras, ingin sekali aku memeluknya...

"Tapi aku ingin disini bersama ayah, disana banyak manusia jahat, aku takut"

Aku merengek seperti anak kecil yang mengadu pada ayahnya,

"Jangan pernah takut, Allah bersamamu, jalani hidupmu penuh syukur dan yakinlah Allah besertamu, jika kau mau berjanji akan tiga hal tadi, percayalah...kelak akan ada laki-laki seperti ayah yang akan menemanimu menjalani sisa-sisa umurmu, menjagamu, melindungimu, membahagiakanmu. Akan ada pula peri-peri cantik yang akan menghiasi hari-hari mu..."

Dengan lembut Ayah mengajakku berdiri dan tersenyum

Senyuman itu, senyuman yang selalu aku rindukan...

"Pulanglah nak... Bahagialah... Ayah tunggu kalian semua disini, simpanlah semua ceritamu untuk kau ceritakan pada Ayah nanti, disini..."

Di Surga ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun