Maklum saja Lia sudah menjadi manager Angelica sejak kecil sehingga mudah bagi Widya mengetahui niat Lia, sekilas saja. Lia langsung berjalan mendekati Widya perlahan.
“Besok Angelica ada pemotretan tapi dia juga harus urus pindah sekolah kan, kayaknya supaya lebih efisien bagaimana kalaua saya aja yang antar Angelica besok.”
Widya meletakkan dokumen itu ke atas meja dengan cepat sehingga Lia kaget dibuatnya, “Kenapa kamu engga ngomong dari tadi, tahu begitu saya engga usah batalin janji ya.” Widya segera meraih ponselnya, ia segera menghubungi temannya, mereka berencana untuk bertemu disebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.
Selesai menelepon, mata Widya begitu berbinar-binar, “Besok, saya titip Angelica ya.” Lia menganggukkan kepala lalu bergegas meraih dokumen Angelica yang disodorkan Widya itu.
***
SMA Angkasa tengah mengadakan pertandingan basket dan tentu saja sang jagoan basket tengah memainkan bola itu dengan piawai, Bagaskara. Semua bersorak mengelu-elukan nama Bagas namun bukan ia sang maestro lapangan yang tengah ditunggu-tunggu. Seorang laki-laki tampan, gagah serta pintar tengah merapikan rambutnya berdiri di pinggir lapangan.
Riuh bagai gemuruh bersorak begitu melihat dirinya, Liam Alexander Gunawan. Liam bukan hanya terkenal di lapangan basket namun ketua OSIS sekaligus ketua geng motor begitu termahsyur apalagi ditengah-tengah kaum hawa, siapa yang tak terpukau karena wajah rupawan itu. Mata cokelat itu memikat bagaikan sihir siapapun yang beradu pandang dengan Liam.
***
Lia menatap Angelica, matanya tak pecaya melihat wajah itu saat ini namun disisi lain Lia ingin tertawa sekencang mungkin, “Kamu memang artis berbakat, saya aja sampai pangling loh.”
Angelica menatap wajahnya dicermin ia juga tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini, “Kayaknya agak berlebihan ya, bagaimana kalau dihapus aja?” Lia menggelengkan kepalanya walaupun perutnya amat sakit namun ia tak mau Angelica menghapus tata rias wajahnya begitu saja.
“Kalau kamu tampil cantik seperti biasa itu mah sama aja bohong, kamu harus tampil seperti ini ya. Terus nama kamu juga harus kita ganti,” ucap Lia dengan penuh semangat yang membara.