Baca Juga:Â Punya Temen Ambis? Nyebelin Nggak Sih?
Makna kata "ambis" jika kita lihat dari sisi negatif, seperti yang telah dicontohkan diata terdapat cuitan "anak ambis" dan "ambis banget". Ketika si pribadi sudah merasa hebat, semangat mereka ataupun ambisi orang ainnya pun akan dianggap remeh, dengan dalih "tanpa menjadi seorang ambis aku akan menyelesaikan targetku" atau hal-hal yang berlebihan lainnya yang dibentuk di pikiran kita sendiri.
Dengan dalih menyemangati seseorang yang ambis dalam menghadapi suatu proses, pelontar kata-kata "ambis" dapat membuat seseorang yang dijuluki atau dipanggilnya akan menjadi down dan merasa pekerjaan yang dilakukan tidak sempurna.
Seseorang yang mengartikan kata "ambis" dari sisi positif akan menjadikan sosok seorang yang ambis menjadi panutan sehingga terpacu untuk bersaing dengannya. Menjadi seorang dengan julukan "ambis" Â tentu bisa menjadi nilai plus jika dimaknai dengan hal positif, begitupun sebaliknya.
Baca Juga:Â Mengapa Tidak Menjadi Mahasiswa Ambis?
Dalam hal ini jika kita lihat dari kacamata ilmu semantik berarti menggunakan analisis medan makna. Apa sih analisis medan makna itu? Dalam buku Semantik karya Makyun Subuki, dijelaskan bahwa Trier dalam Wedhawati (2002 : 39) mengemukakakan bahwa teori medan makna bukan hanya terkait dengan hubungan makna antar butir leksikal yang membentuk medan makna, melainkan dengan hubungan antar bentuk leksikal berdasarkan kesamaan formal dan fungsional.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa pendekatan terhadap medan makna dengan sendirinya mengandaikan bahwa kosa kata dalam bahasa tidak sesederhana seperti daftar dalam kamus, yang seolah olah setiap kata independen (Crystal 2008 : 429).
Terlepas dari apapun berbagai makna tentang kata "ambis" akan kembali lagi kepada si penutur mau memaknai kata ambis sebagai makna yang positif ataupun negatif, apapun sifatnya ketika dilontarkan positif maka akan bermakna positif jika negatif maka akan bermakna negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H