Mohon tunggu...
Sarah Rezivvon Tinayo
Sarah Rezivvon Tinayo Mohon Tunggu... lainnya -

mahasiswi jurusan Psikologi. suka baca, nulis, denger lagu, dan nonton film. pecinta warna kuning dan anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kalo Gitu, Enaknya Naik Apa ya?

23 Januari 2012   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah malam, Eko dan Dita (keduanya bukan nama sebenarnya), tengah berbincang-bincang sembari mengerjakan PR.

Dita : Kak, liat berita gak hari ini di tipi?

Eko : Iya, liat. Isinya soal kecelakaan maut semua.

Dita : Iya tuh. Semua berita nayangin nya soal kecelakaan maut itu semua. Infotainment juga isinya berita itu, kak.

Eko : Langsung terkenal deh si pengemudi nya.. sapa tuh nama nya?

Dita : Afriani, kak. Lagian sih, nyupir nya habis ngobat. Udah deh, makin jadi aja tuh dikutuk-kutuk sama keluarga korban.

Eko : Sabar.. sabar.. Kenapa jadi ikut emosi? Iya juga sih, pasti nya keluarga korban sedih dan gak nyangka anggota keluarganya pergi secepet itu, ya kan?

Dita : Iya, betul Eh, aku jadi mikir deh kak.. Kalau di sini tuh gak aman mau kemana-mana.

Eko : Heh? Maksudnya?

Dita : Iya, kalau naik busway bisa digerepe-gerepe, naik kereta rawan pencopet, terus, naik angkot diperkosa.. Terus...

Eko : Jalan kaki pun bisa ketabrak mobil.. Ya kan?

Dita : Hahahaha.. Betul kak..

Eko : Kalo gitu, enaknya naik apa ya?

Dita : 1 kata kak. NGESOT!

Eko dan Dita tertawa bersama-sama. Mereka memikirkan betapa mahalnya harga kemamanan bagi para pengguna jalan di sini (baca : Indonesia). Candaan mereka mungkin hanya sekedar lelucon biasa yang terlontar dari mulut anak-anak polos. Jawaban mereka soal 'ngesot' pun sebenarnya secara spontan saja diucapkan. Namun, pernahkah terlintas di pikiran Anda semua, betapa kita harus benar-benar extra hati-hati saat bepergian? Termasuk, hanya dengan berjalan kaki.

Saya yang sehari-hari menggunakan bis kota sebagai transportasi untuk pulang-pergi kampus, selalu dipesan oleh orang tua untuk berhati-hati. Apalagi, setelah maraknya berita tentang pemerkosaan dan yang terbaru soal tewasnya 9 orang di Halte Tugu Tani, mereka (kedua orang tua saya) semakin sering berpesan untuk hati-hati.

Melalui beberapa peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita, marilah kita sama-sama belajar untuk lebih hati-hati saat bepergian, baik dengan kendaraan pribadi ataupun umum. Dan, yang pasti, jangan lupakan satu hal yang seringkali dianggap sepele. Doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun