Mohon tunggu...
Sarah Alzazilla
Sarah Alzazilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Gizi - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Halo! Nama saya Sarah Al'zazilla. Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Gizi di UPN "Veteran" Jakarta. Saya aktif terlibat dalam beberapa kegiatan dan organisasi mahasiswa. Hal tersebut telah membantu saya untuk membangun jaringan dan terus belajar. Saya percaya bahwa pendidikan dan pengalaman yang sedang saya tempuh sekarang akan menjadi landasan kuat agar saya mampu memberikan kontribusi besar untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edukasi Pentingnya Self-Leadership untuk Membatasi Konsumsi Makanan Manis kepada Remaja SMA Budhi Warman 2

18 Juni 2024   17:45 Diperbarui: 18 Juni 2024   17:50 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alya Azhar1, Cahya Kamila2, Cyntia Rizki Amelia3, Erita Putri Prahasti4, Ghaitsa Ramadhania5, Karen Alexandra6, Sarah Al’zazilla7, Valencia Betharia Sihombing8 

Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan 

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta 

12310714020@mahasiswa.upnvj.ac.id 52310714029@mahasiswa.upnvj.ac.id 22310714007@mahasiswa.upnvj.ac.id 62310714022@mahasiswa.upnvj.ac.id 32310714030@mahasiswa.upnvj.ac.id 72310714033@mahasiswa.upnvj.ac.id 42310714016@mahasiswa.upnvj.ac.id 82310714028@mahasiswa.upnvj.ac.id 

ABSTRACT

Teenagers are the largest consumers of sugary foods, which can be a risk factor for many health problems in adulthood. Excess sugar levels in the body will cause resistance to the hormone leptin, which controls appetite, satiety, and also causes insulin resistance and decreased glucose sensitivity. This condition is called type two diabetes mellitus. Therefore, to prevent the disease, preventive efforts are needed to reduce the risk of cases of the disease becoming more rampant. One of the efforts that can be done is by self-control in limiting and controlling the intake of sugar into the body. The author aims to educate high school adolescents about the definition of diabetes, the factors that cause diabetes, and how to prevent diabetes through self-control. The target of this education is students of SMA Budhi Warman 2 class X-5 with a total of 37 respondents. The provision of education was carried out using lecture methods and interactive discussions. The results of the implementation of this educational activity, obtained that students of SMA Budhi Warman 2 experienced an increase in knowledge about diabetes based on the results of the comparison of pre-test and post-test scores which increased by 20%. So it is also expected that the output of this educational activity, respondents can understand well about the importance of self-control in consuming sweet foods to prevent diabetes.

Keywords : Diabetes; Leadership; Youth. 

ABSTRAK

Remaja menjadi konsumen terbanyak dari makanan manis, yang dapat menjadi risiko penyebab berbagai masalah kesehatan pada usia dewasa. Kadar gula yang berlebih dalam tubuh akan menyebabkan resistensi hormon leptin yang berfungsi untuk mengendalikan nafsu makan, rasa kenyang, dan juga menyebabkan resistensi insulin dan mengalami penurunan sensitivitas glukosa. Kondisi inilah yang disebut diabetes melitus tipe dua. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit tersebut diperlukan adanya upaya preventif untuk mengurangi risiko kasus penyakit tersebut semakin merajalela. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengendalian diri dalam membatasi serta mengontrol asupan gula yang masuk ke tubuh. Penulis bertujuan melakukan pemberian edukasi kepada remaja SMA mengenai definisi diabetes, faktor-faktor penyebab diabetes, hingga cara pencegahan diabetes melalui pengendalian diri. Sasaran pada pemberian edukasi ini adalah siswa/i SMA Budhi Warman 2 kelas X-5 dengan jumlah responden sebanyak 37 orang. Pemberian edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi yang interaktif. Hasil dari pelaksanaan kegiatan edukasi ini, diperoleh bahwa siswa/i SMA Budhi Warman 2 mengalami peningkatan pengetahuan mengenai diabetes berdasarkan hasil perbandingan nilai pre-test dan post-test yang mengalami peningkatan sebesar 20%. Sehingga diharapkan pula output dari kegiatan edukasi ini, responden dapat memahami dengan baik mengenai pentingnya pengendalian diri dalam mengonsumsi makanan manis untuk mencegah penyakit diabetes. 

Kata kunci : Diabetes; Kepemimpinan; Remaja.

PENDAHULUAN

Diabetes adalah kondisi di mana kadar glukosa atau gula darah melebihi tingkat normal dalam tubuh. Tingkat glukosa yang tinggi ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mampu menyerap glukosa dengan efektif, yang menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan metabolisme kronis yang memiliki banyak penyebab yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah bersamaan dengan ketidaknormalan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kurangnya fungsi insulin. Diabetes dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Dalam diabetes tipe 1, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, sementara dalam diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Diabetes gestasional terjadi pada wanita hamil yang belum memiliki diabetes sebelumnya, tetapi mengalami peningkatan kadar glukosa darah selama kehamilan. 

Di Indonesia sendiri penyakit diabetes sudah menyebar baik di kota-kota besar maupun pulau-pulau lainnya. Penyakit diabetes ini dapat menginfeksi seseorang dari berbagai lapisan usia. Di masa sekarang mungkin sudah banyak orang yang mengetahui tentang diabetes, tetapi tidak sedikit juga masyarakat terutama remaja yang belum mengetahui penyakit tersebut dan bagaimana cara pencegahannya. Keterbatasan pengetahuan ini menyebabkan seseorang bertindak sesuka hatinya atau bertindak karena dipengaruhi orang lain yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit penyakit diabetes. Remaja-remaja saat ini merupakan aset penting suatu negara karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mengetahui tentang penyakit diabetes agar mereka terhindar dari penyakit tersebut.

SMA Budhi Warman 2 terletak di Kota Jakarta Timur yang merupakan salah satu kota yang sangat padat penduduknya di Indonesia. Berdasarkan Laporan Tahunan Program PTM Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur 2018, Diabetes Melitus menduduki posisi ketiga pada rekapitulasi kunjungan penyakit tidak menular di Jakarta Timur yakni sebesar 140.927 kunjungan. Remaja menjadi konsumen terbanyak dari makanan manis, yang dapat menjadi risiko penyebab berbagai masalah kesehatan pada usia dewasa. Hal tersebut terjadi sebab remaja cenderung mengikuti trend mengonsumsi makanan cepat saji seperti makanan dan minuman manis serta adanya kemudahan akses terhadap makanan manis yang tinggi akan kandungan gula. 

Dalam hal ini, konsep self-leadership atau kepemimpinan diri perlu ditanamkan pada setiap individu untuk dapat menumbuhkan awareness terhadap status kesehatan pribadinya. Salah satunya dengan mengontrol dan membatasi konsumsi gula yang memiliki risiko tinggi terhadap obesitas dan diabetes. Dengan membangun self-leadership di kalangan pelajar SMA, mereka dapat memiliki kemampuan untuk mengelola diri mereka sendiri, termasuk membatasi konsumsi makanan manis. Hal ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan serta angka kenaikan orang yang terpapar diabetes dapat menurun.

TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu gangguan metabolisme kronis yang penyebab utamanya adalah kadar glukosa darah yang tinggi dan kondisi ketidakmampuan merespon insulin dalam tubuh secara normal, kekurangan sekresi insulin, bahkan bisa jadi keduanya. Komplikasi dari penyakit diabetes melitus ini dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan dapat berakibat fatal. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2, dengan banyaknya diabetes tipe 2 mencakup hingga 90% dari seluruh kasus (Goyal, 2023).

Di Indonesia, Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyakit umum yang kasusnya cukup marak terjadi. Menurut International Diabetes Federation (IDF) yang dikutip dari Yusransyah (2022), Indonesia berada dalam status “waspada” terhadap penyakit diabetes. Hal tersebut dikarenakan Indonesia menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Dengan per tahun 2020 jumlah pasien Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 6,2 persen atau setara dengan 10,8 juta jiwa.

Dalam hal ini, sebagai upaya preventif, konsep self-leadership atau kepemimpinan diri perlu ditanamkan pada setiap individu untuk dapat menumbuhkan awareness terhadap status kesehatan pribadinya. Salah satunya dengan mengontrol diri dalam membatasi konsumsi gula yang memiliki risiko tinggi terhadap diabetes. Sehingga dengan wawasan dan persepsi ke depan, seseorang dengan merealisasikan konsep self-leadership dalam konteks kesehatan, secara nyata akan bertindak dalam melakukan upaya preventif mengurangi risiko penyakit termasuk diabetes. Self-leadership didefinisikan sebagai proses yang mempengaruhi diri sendiri dengan kontrol diri dan motivasi diri sendiri ditingkatkan ke tingkat yang diperlukan untuk mencapai kinerja masing-masing. Self-leadership adalah sebuah konsep untuk memotivasi, memberdayakan, dan mengembangkan diri sendiri untuk berkinerja dengan positif melalui proses pengambilan keputusan yang kondusif (Mulyono, 2012).

Setelah materi mengenai diabetes disampaikan, kemudian dilanjut oleh materi mengenai kepemimpinan diri (self-leadership). Materi diberikan dengan tujuan agar para remaja memahami arti dari kepemimpinan diri. Yaitu proses mengendalikan dan memimpin diri dengan menggunakan strategi perilaku serta kognitif untuk mempersiapkan seseorang di posisi sebagai pemimpin. Selain materi mengenai definisi self-leadership, disampaikan juga alasan mengapa kepemimpinan diri menjadi hal yang penting dikalangan remaja dan cara menanamkannya pada diri masing-masing. Hal ini bertujuan agar mereka menyadari bahwa dengan kemampuan self-leadership yang baik, mereka akan mampu untuk membuat keputusan yang baik, menilai cermat informasi yang ada, serta mempertimbangkan konsekuensi setiap keputusan. Agar mereka belajar untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan pribadi.

Mengonsumsi gula berlebih dapat membahayakan tubuh kita. Maksimal mengkonsumsi gula sehari adalah sebanyak 4 sendok makan. Biasanya kalangan remaja khususnya anak SMA masih belum tahu cara mengendalikan diri untuk membatasi makanan manis. Apalagi masa remaja adalah masa-masa labil dan juga masa-masa di mana tidak mau ketinggalan hal yang sedang trending. Maka self-leadership atau kepemimpinan diri perlu ditanamkan pada setiap individu untuk dapat menumbuhkan awareness terhadap status kesehatan pribadinya. Salah satunya dengan mengontrol dan membatasi konsumsi gula yang memiliki risiko tinggi terhadap obesitas dan diabetes. Dengan membangun self-leadership di kalangan pelajar SMA, mereka dapat memiliki kemampuan untuk mengelola diri mereka sendiri, termasuk membatasi konsumsi makanan manis karena definisi untuk self-leadership sendiri merupakan sebagai proses yang mempengaruhi diri sendiri dengan kontrol diri dan motivasi diri sendiri. 

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis dilaksanakan pada Selasa, 7 Mei 2024 di SMA Budhi Warman 2 Jakarta Timur. Adapun tempat dari berlangsungnya kegiatan ini adalah di kelas X-5 yang beranggotakan 37 murid. Dimulai pada pukul 10.00–11.30 wib, didahului oleh perkenalan dari masing-masing anggota tim pelaksana. Dilanjutkan dengan pemaparan materi terkait definisi diabetes, self-leadership, dan pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis. 

Penjelasan mengenai diabetes diberikan dengan tujuan agar para remaja mengetahui dan memahami hal yang paling mendasar mengenai apa itu diabetes. Materi ini mencakup definisi diabetes, tipe diabetes, anjuran konsumsi gula dalam sehari, dan juga jumlah penderita diabetes yang ada di Indonesia saat ini. Materi ini disampaikan selama 7 menit dengan metode ceramah dan diskusi. Materi mengenai self-leadership juga disampaikan selama 7 menit dengan metode ceramah dan diskusi. Pada materi ini ditekankan mengenai pentingnya membangun self-leadership pada diri masing-masing siswa/siswi. Konsep self-leadership dalam mengontrol diri untuk membatasi konsumsi makanan manis menjadi materi terakhir yang disampaikan. Seperti materi-materi sebelumnya, materi ini juga disampaikan selama 7 menit dengan metode ceramah dan diskusi. Pada sesi ini kami memberikan penekanan yang lebih kepada siswa/siswi agar mereka mampu membangun self-leadership agar dapat mengontrol diri dalam mengonsumsi makanan manis. 

Kegiatan edukasi saat sesi pemaparan materi dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dengan tujuan agar materi dapat tersampaikan secara efektif. Setelah selesai sesi pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan dan memperoleh jawaban langsung terkait materi yang disampaikan. Namun, dikarenakan tidak ada siswa/siswi yang mengajukan pertanyaan, sehingga pemateri yang memberi pertanyaan kepada siswa/siswi. Pada saat pemateri mengajukan pertanyaan, siswa/siswi cukup antusias untuk menjawab dan jawaban yang mereka berikan sesuai dengan materi yang disampaikan. Setelah sesi pemaparan materi dan tanya jawab berakhir kami mengadakan sesi ice breaking yang bertujuan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada siswa/siswi sebelum lanjut ke sesi berikutnya. Setelah sesi ice breaking selesai selanjutnya kami mengadakan sesi kuis kepada siswa/siswi X-5 untuk mengukur pemahaman siswa/siswi terkait materi pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis yang telah disampaikan. Setelah semua siswa/siswi selesai mengisi kuis, berikutnya kami memberikan link evaluasi kepada mereka untuk melihat apakah pemaparan yang kami berikan tersampaikan dengan baik. Setelah pengisian evaluasi selesai, kelompok kami pun melakukan penutupan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis dilaksanakan pada Selasa, 7 Mei 2024 di SMA Budhi Warman 2 Jakarta Timur. Adapun tempat dari berlangsungnya kegiatan ini adalah di kelas X-5 yang beranggotakan 37 murid. Dimulai pada pukul 10.00–11.30 wib, didahului oleh perkenalan dari masing-masing anggota tim pelaksana. Dilanjutkan dengan pemaparan materi terkait definisi diabetes, self-leadership, dan pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis. Penjelasan mengenai diabetes diberikan dengan tujuan agar para remaja mengetahui dan memahami hal yang paling mendasar mengenai apa itu diabetes. Materi ini mencakup definisi diabetes, tipe diabetes, anjuran konsumsi gula dalam sehari, dan juga jumlah penderita diabetes yang ada di Indonesia saat ini.

Sebelum pemaparan materi, para murid kelas X-5 SMA Budhi Warman 2 kami minta untuk mengisi pretest terlebih dahulu untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi sebelum penyuluhan dimulai. Adapun pretest ini berisi 10 soal pilihan ganda terkait materi pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis. Hasil akurasi dari pretest yang telah dikerjakan berada pada angka 30%. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman para siswa-siswi terkait self-leadership dan pembatasan konsumsi makanan manis. 

Setelah materi disampaikan, kami meminta kembali para murid kelas X-5 SMA Budhi Warman 2 untuk mengisi post-test. Adapun post-test dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman para siswa setelah disampaikannya materi terkait pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis. Post-test ini juga berisi 10 soal pilihan ganda. Hasil akurasi dari post-test yang telah dikerjakan oleh para siswa menunjukkan angka 87%. Apabila hasil akurasi dari pretest dan post-test dibandingkan, maka menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang diperoleh para siswa setelah mengikuti dan mendengarkan materi selama kegiatan berlangsung. Peningkatan hasil post-test juga menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan para siswa mengenai pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis. 

KESIMPULAN 

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis yang dilakukan pada hari Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.00 - 11.30 WIB ini berlangsung dengan lancar. Pemberian materi dilakukan dengan metode ceramah sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Metode diskusi interaktif yang dilakukan juga berlangsung dengan baik, dapat dilihat dari beberapa siswa yang memberikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri. Setelah melakukan kegiatan ini, siswa-siswi SMA Budhi Warman 2 kelas X-5 dapat memahami dengan baik materi mengenai diabetes, self-leadership, dan pentingnya self-leadership untuk membatasi konsumsi makanan manis yang telah disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA 

Goyal, R., Jialal, I., & Castano, M. (2023). Type 2 Diabetes (Nursing). StatPearls.

Mulyono, F. (2012). Self Leadership : Sebuah Pendekatan. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah, 16(1).

Yusransyah, Y., Stiani, S. N., & Sabilla, A. N. (2022). Hubungan Antara Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Mellitus dan Support yang Diberikan Keluarga. Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima, 4(2). https://doi.org/10.60010/jikd.v4i2.79 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun