Serta sebagian menit lalu telah tiba dengan membawa sepucuk surat.
“ini surat dari Non Dera saat sebelum pergi. ” Beritahu Bi Imah.
Walaupun agak heran, Ibunya juga membacanya dengan agak keras.
Untuk orang yang sangaaat Dera sayang
Mungkin saja waktu kalian baca surat ini Dera tidak ada lagi di sini. Dera telah pergi ketempat yang saangaat jaauh. Oya, bagaimana keadaan kak Dara? Tidak sakit lagi kan? Mudah-mudahan ginjalku bisa membantumu untuk mencapai seluruhnya mimpi-mimpimu yang belum terwujud.
Teruntuk PAPA yang SANGAT KURINDUKAN
Bagaimana Pa? rumah kita telah tenang belum? Tidak ada yang tidak sopan lagi kan? Oh pasti tidak ada dong ya? Ya iyalah, Dera si pembuat onar kan telah tidak ada.
Teruntuk MAMA yang SANGAT-SANGAT KU RINDUKAN
Ma, Dera juga bakal sangatlah rindu dengan teddy bear pemberian mama 5 tahun lalu. Ma, Dera kangeeen banget pelukan mama. Dera selalu iri waktu mama cuma mencium kak Dara sewaktu ia tidur. Dera iri lihat mama yang senantiasa menyemangati kak Dara sewaktu ia tengah sedih. Dera iri dengan seluruhnya perhatian yang mama berikan pada kak Virgo serta kak Dara. Dera sangaat iri.
Teruntuk KAK VIRGO serta saudara kembarku, DARA
Bagaimana kak, tidak ada lagi kan yang ganggu kalian belajar? Tidak ada lagi kan yang nyetel music keras-keras dikamar? Pasti rumah kita tenang ya, yang pasti tidak bakal ada lagi yang bakal bikin kalian malu lantaran mempunyai saudara yang bodoh bukan? Oh, yang pasti. Oya, SELAMAT ULANG TAHUN YA KAK, SELAMAT MENJALANI UMURMU YANG KE-17 TAHUN. Yang mungkin saja takkan pernah aku rasakan.
Kalian seluruhnya harus tau, begitu AKU SANGAT MENYAYANGI KALIAN. Mungkin saja dengan kepergianku, semuanya bakal tenang serta rumah kita jadi tentram. Dera berharap, tidak aka ada lagi yang terkucilkan seperti Dera. Yang senantiasa menangis tiap-tiap malam. Yang senantiasa merindukan hangatnya kekeluargaan. Mungkin saja dengan kepergian ini, aku bakal tahu kalian bakal mengenangku,yaitu seorang anak yang haus akan kasih sayang . . Mudah-mudahan KALIAN SEMUA BAHAGIA TANPA DERA, AAMIIN.
Salam rindu penuh tangis bahagia
Alderaya Zivanna
Seluruhnya yang mendengar menangis. Mereka bertanya-tanya pada Bi Imah di mana Dera. Tetapi mendadak telephone rumah berbunyi..
“iya, saya Hermawan, ada apa ya? ” Bertanya Papanya dengan penasaran.
Serta tidak lama kemudian Papanya menangis serta mengajak anggota keluarganya ke Rumah sakit. mereka terlambat, Dera sudah pergi untuk selamanya. Serta menginggalkan berjuta penyesalan disetiap tangis yang jatuh. Saat ini, ia sudah tenang serta jauh dari ketidakadilan sepanjang hidupnya. Walaupun air mata tengah menangisinya yang sudah pergi untuk selamanya. . .
The End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H