Kasus ini tentu menghasilkan potensi implikasi negatif baik pada perusahaan eFishery maupun perusahaan-perusahaan startup lainnya.Â
Bagi eFishery, dengan beban kerugian yang besar dan ditambah lagi dengan hilangnya kepercayaan investor kepada mereka, tentu dapat mempersulit keberlangsungan eFishery di masa yang akan datang bahkan resiko pailit pun mungkin tak dapat dihindari.
Implikasi lainnya yang dapat terjadi adalah dampak kasus ini terhadap ekosistem startup di Indonesia. Misalnya saja pada sisi "kepercayaan investor" yang mungkin dapat berubah, khususnya dalam hal transparansi laporan keuangan. Dikhawatirkan peluang-peluang investor untuk mengucurkan dananya di negeri ini juga akan mundur serentak.
Namun, dampak yang tak kalah besarnya adalah ribuan pembudidaya ikan yang sudah terlanjur bergantung pada teknologi dan dukungan finansial dari eFishery. Tentu saja mereka akan terkena imbas dari kasus ini dan umumnya juga akan berdampak pada perkembangan ekosistem akuakultur di Indonesia.
Audit laporan keuangan vs dugaan fraud eFishery
Beberapa warganet berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya masing-masing di platform sosial media X terkait kasus dari dugaan fraud yang menaimpa perushaan startup eFishery ini. Namun, sorotan warganet cukup banyak tertuju pada peran auditor yang melakukan audit laporan keuangan eFishery yang berasal dari perusahaan akuntan publik ternama dunia yaitu PwC dan Grant Thornton.
Opini warganet terpecah menjadi dua, pertama anggapan bahwa auditor dari perushaan akuntan publik ternama ini telah gagal mendeteksi atau bahkan mungkin terlibat dalam manipulasi laporan. Dan yang kedua adalah opini soal keterbatasan audit laporan keuangan dalam mendeteksi fraud pada sebuah perusahaan.
Kegagalan auditor dalam mendeteksi fraud memang pernah terjadi pada beberapa kasus yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di dunia. Namun, kegagalan ini dapat terjadi karena perusahaan yang diaudit tersebut mampu mengelabui auditor dengan cara memanipulasi data maupun laporan keuangan perusahaan yang dilakukan secara sistematis dan rapih.
Fokus audit laporan keuangan memang tidak dirancang untuk mendeteksi fraud secara khusus dan mendalam. Audit laporan keuangan sendiri lebih mengarah pada bagaimana auditor melihat kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan kepatuhan standar akuntasi dan bukan medeteki skema fraud.
Berbeda dengan audit investigatif yang memiliki fokus yang lebih sempit tetapi lebih mendalam. Di mana audit ini akan lebih berfokus pada suatu transaksi tertentu yang dicurigai terindikasi fraud. Selain itu, dalam kasus fraud besar biasanya justru bukan terungkap karena auditor, melainkan karena adanya "whistleblower" yang membocorkan praktik-praktik curang  dari perusahaan.
Selanjunya adalah soal dugaan fraud eFishery yang dilakukan secara sistematis sehingga dapat mengelabui para-auditor juga ditepis dengan tegas oleh para pekerja dari eFishery yang tergabung dalam Serikat Pekerja eFishery (SPMTN). Â