Apalagi jika ditambah dengan Indonesia bisa mempermudah urusan administrasi dan perizinan bagi para perusahaan dalam bidang teknologi tinggi ini untuk membangun pusat inovasinya, mungkin bisa membuat skema inovasi tersebut dapat menarik lebih banyak investor asing ke untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke Indonesia.
Secara umum, ketiga skema TKDN ini memang menarik dan efektif dalam menggali potensi investasi asing dalam bidang teknologi tinggi. Tetapi, pemerintah juga perlu memperhatikan jalan dari proses untuk mencapai potensi tersebut.
Dengan tidak membuat kebijakan TKDN ini seolah menjadi kaku dan tidak fleksibel bagi investor, berfokus pada penyediaan infrastruktur digital dan ekosistem teknologi, serta memberikan dukungan untuk pusat R&D dan inovasi, dirasa perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut agar tujuan dalam menciptakan value added bagi negara dapat tercapai dengan baik.
Belajar dari kesuksesan Vietnam mengangget investor
Negara Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang berhasil menarik investasi dalam bidang teknologi tinggi dengan berbagai kebijakan proaktifnya. Tidak hanya itu, Vietnam menawarkan berbagai win-win solution sehingga bukan hanya investor saja yang diuntungkan tetapi juga negara Vietnam itu sendiri.
Vietnam memberikan insentif berupa pengurangan atau pembebasan pajak bagi perusahaan asing yang berinvestasi besar, terutama pada industri yang bergerak di bidang teknologi tinggi, R&D, dan manufaktur. Untuk mendukung ini semua, pemerintah Vietnam juga memiliki kawasan ekonomi khusus yang dirancang untuk industri teknologi tinggi dan manufaktur.
Disini pemerintah Vietnam menawarkan mempermudah izin, menyediakan infrastuktur canggih, dan menawarkan berbagai insentif bagi perusahaan asing yang akan berinvestasi di negara tersebut.
Perusahaan yang berada di kawasan tersebut juga tidak diwajibkan untuk menggunakan komponen lokal, tetapi mereka dimotivasi untuk 'mempekerjakan' tenaga lokal dan melakukan produksi berkualitas tinggi. Hal ini kemudian yang secara tidak langsung dapat mengembangkan keterampilan dan ekonomi lokal.
Lebih lanjut lagi dibandingkan menentukan kompenen lokal, negara Vietnam justru lebih mengharuskan perusahaan asing untuk mengembangkan keterampilan tenaga kerja lokal dan melakukan transfer teknologi. Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas saja, tetapi juga membantu memperkuat kapablilitas teknologi lokal dalam jangka panjang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa negara Vietnam tidak menerapkan keharusan dalam persentase komponen lokal tetapi mereka lebih berfokus dalam menciptakan strategi yang lebih menekankan pada 'nilai tambah lokal'.
Artinya, dengan menawarkan berbagai kebijakan yang proaktif dan lebih fleksibel, mereka tidak hanya memberikan keuntungan bagi investor saja tetapi juga dapat menyasar ke tujuan akhir dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal, transfer teknologi, dan pengembangan industri lokal dalam jangka panjang secara bersamaan.