Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengurai Fenomena "Fast Beauty" dalam Dunia Skincare: Dari Konsumerisme hingga Kerusakan Lingkungan

25 September 2024   11:03 Diperbarui: 26 September 2024   11:20 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merawat diri merupakan bentuk dari rasa syukur kita terhadap apa yang telah diciptakan-Nya.

Tidak hanya itu, dengan merawat diri juga berarti menjaga tubuh ini agar tetap senantiasa pada kondisi yang sehat dan akan lebih baik juga jika hal ini dapat terus terpelihara sepanjang waktu.

Menjaga pola makan dan hidup sehat, berolahraga, dsb mungkin salah satu dari sekian banyak aktivitas yang paling lumrah dikenal oleh banyak orang. Namun, ternyata merawat diri itu beragam macamnya mulai dari merawat rambut, kulit, gigi, kuku, wajah, dan masih banyak lagi.

Beberapa tahun belakangan, merawat kesehatan wajah seolah menjadi tren yang terus tumbuh di dalam masyarakat. Bahkan merawat wajah yang semula hanya diidentikan dengan wanita kini mulai menyasar pada pria juga.

Walaupun pada dasarnya merawat wajah memang tidak terpaku pada gender karena hal itu merupakan bagian dari bentuk merawat tubuh.

Hal ini tentu membuat perkembangan beauty industry khususnya pada produk skincare terus berkembang pesat.

Dulu kita mengenal Korea Selatan dengan berbagai macam merk skincare yang dianggap memiliki kualitas yang baik, namun saat ini banyak brand-brand skincare lokal Indonesia yang hadir dengan menawarkan kualitas yang tak kalah bagusnya.

Pengembangan beauty industry di Indonesia juga meningkat tajam di beberapa tahun terakhir ini. Hal ini juga sekaligus menjadi sebuah pertanda bahwa produk-produk skincare lokal ini memiliki tempat khusus di hati para konsumen dan digemari oleh masyarakat secara luas, sehingga pasar menangkapnya sebagai sebuah peluang ekonomi yang menjanjikan.

Sumber: statista.com
Sumber: statista.com

Industri Beauty and Personal Care di Indonesia terus tumbuh dalam lima tahun terakhir ini. Pangsa pasar industri ini diproyeksikan mencapai US$ 7,24 miliar pada tahun 2019 dan meningkat menjadi US$ 8,78 miliar pada tahun 2023. Hal ini bahkan diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2028 dengan estimasi sekitar US 10,89 miliar.'

Kategori skincare menjadi penyumbang terbesar kedua dalam industri beauty and personal care. Ini menunjukkan bahwa skincare sekarang bukan hanya menjadi sebuah peluang ekonomi yang besar tetapi juga menjadi pondasi dari industri itu sendiri.

Maka tidak mengherankan jika saat ini kita dapat melihat berbagai macam brand lokal yang terus hadir di pasaran.

Dari perkembangan yang pesat ini membuat setiap pelaku bisnis skincare berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai inovasi yang menarik baik dalam hal kemasan, formula, tekstur, dll. Hal ini kemudian melahirkan sebuah fenomena yang biasa dikenal dengan nama 'fast beauty'.

Apa itu 'Fast Beauty'?

Fast beauty merujuk pada sebuah tren produk kecantikan yang diproduksi, diluncurkan, dan dipasarkan dengan cepat untuk mengikuti tren dan permintaan konsumen yang terus mengalami perubahan.

Konsep ini sama halnya dengan 'fast fashion', di mana produk dibuat dengan siklus yang sangat cepat untuk menyesuaikan diri dengan tren pada saat itu.

Produk-produk kecantikan yang termasuk ke dalam 'fast beauty' biasanya akan diproduksi dalam jangka waktu yang sangat singkat.

Biasanya produsen akan melihat tren kecantikan terbaru, misalnya melalui media sosial dan langsung memproduksi produk seusai dengan tren terkini tersebut.

Sumber: Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai
Sumber: Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai

Tren ini bisa mengacu ke dalam berbagai elemen. Bisa melalui packaging yang unik, formulasi kandungan tertentu, hingga cara pemasarannya. Hal ini memang terlihat seperti sebuah inovasi, namun dibalik itu semua sebenarnya produsen sedang mengikuti arus tren dan mencoba untuk tetap berada di arus tersebut.

Sehingga ini yang membuat beberapa brand produk kecantikan seperti skincare akan sering merilis berbagai produk baru secara berkala, bahkan terkadang dalam hitungan minggu atau bulan yang bertujuan untuk menjaga minat dari para konsumennya.

Perputaran produk yang cepat juga diikuti dengan pertumbuhannya yang pesat juga. Semua ini didukung oleh peran sosial media dan influencer dalam mewujudkannya.

Dua hal yang memainkan penting dalam popularitas produk skincare dengan konsep fast beauty yang dapat mempercepat penyebaran tren produk skincare terkini di tengah masyarakat.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi membuat produk skincare yang termasuk dalam kategori fast beauty akan lebih mudah diakses melalui berbagai platform online dengan harga yang cukup terjangkau.

Hal ini membuat konsumen dapat dengan cepat mencoba berbagai produk baru tanpa harus merogoh kocek yang terlalu besar.

Impact of Skincare on the Environment/Dermletter.com
Impact of Skincare on the Environment/Dermletter.com

Pro dan Kontra

Produk-produk skincare yang menggunakan konsep fast beauty biasanya akan menawarkan variasi pilihan yang beragam bagi konsumen.

Tidak hanya itu, biasanya harga yang ditawarkan juga relatif lebih murah dibandingkan produk lainnya. Sehingga hal ini yang membuat produk skincare tersebut akan lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Dari sisi produsen, konsep fast beauty ini dapat meningkatkan angka penjualan. Di mana dengan memasarkan produk baru, harapannya dapat menjaga hype di pasaran dan mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak karena akan selalu ada produk  baru yang akan ditawarkan.

Dari sisi keuntungan model produksi yang cepat dan terstandarisasi membuat banyak brand skincare fast beauty dapat memproduksi dalam skala besar dengan biaya yang rendah, sehingga menjaga margin keuntungan tetap tinggi meskipun harga produk yang dijual cukup terjangkau.

Dibalik itu semua terdapat hal negatif yang perlu menjadi pertimbangan. Model fast beauty memang menawarkan berbagai variasi pilihan produk dan dengan harganya yang terjangkau kepada konsumen. Strategi ini juga bahkan cukup berhasil dan efektif memicu FOMO (Fear of Missing Out) dalam lingkungan masyarakat yang konsumtif.

Namun, hal ini mendorong perilaku konsumerisme dalam masyarakat. Di mana konsumen akan terus membeli produk baru dari sebuah brand tertentu bukan karena sebuah 'kebutuhan' tetapi karena mereka ingin mengikuti trend yang ada. Lebih jauh lagi, hal ini bisa menyebabkan konsumen dapat terjebak dalam jerat overconsumption dan pemborosan.

Tidak sampai disitu saja, ternyata fenomena ini menghasilkan dampak yang lebih besar lagi yaitu terhadap kelestarian lingkungan.

Produk-produk skincare yang mengusung konsep fast beauty biasanya akan dikemas dalam kemasan yang terbuat dari plastik sekali pakai atau bahan lain yang sulit untuk didaur ulang.

Kemasan plastik ini kemudian secara tidak langsung berkontribusi pada penumpukan limbah plastik di tempat pembuangan sampah dan lautan.

Secara global beauty industry sendiri dapat memproduksi 120 juta unit kemasan setiap tahunnya, dan menyumbang setidaknya 70% limbah kemasan yang tentunya akan berdampak pada ekosistem.

Selain itu, karena konsep produksinya yang cepat dan massal juga dapat menyebabkan konsumsi energi yang sangat tinggi. penggunaan energi yang tinggi ini juga berkontribusi dalam mempercepat perubahan iklim secara global.

Sehingga dapat dikatakan bahwa produk-produk skincare yang menggunakan konsep fast beauty ini memiliki dampak yang besar pada kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.

Meskipun nantinya akan ada inovasi dengan menghadirkan praktik berkelanjutan di dalamnya, konsep fast beauty ini tetap memiliki resiko bagi kelestarian lingkungan di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun