Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menimbang Kembali Zaken Kabinet, Solusi atau Tantangan Bagi Indonesia?

13 September 2024   09:56 Diperbarui: 13 September 2024   17:09 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca Perang Dunia II, beberapa negara di Eropa termasuk Belanda, menghadapi sebuah tantangan besar dalam membangun kembali ekonomi dan infrastruktur. 

Sehingga untuk memastikan bahwa tugas-tugas teknis ini dapat dilakukan dan diurus oleh orang-orang yang berkompeten, akhirnya beberapa negara membentuk kabinet teknokratik yang terdiri dari pakar ekonomi, insinyur, dan para ahli di bidang-bidang tertentu.

Alasan mengapa para profesional dan ahli di bidang tertentu dipilih dalam zaken kabinet ini, karena mereka dianggap "netral" mengacu pada independen dan bukan dari dunia politik. Sehingga pemerintahan zaken ini dianggap akan lebih fokus pada solusi teknis yang pragmatis untuk mengatasi permasalahan krisis yang terjadi di suatu negara.

Tujuan utama dari pembentukan zaken kabinet ini adalah untuk membawa "stabilitas dan kredibilitas" pada pemerintahan yang sedang mengalami krisis. Menggantikan para politisi dengan mereka para professional yang dianggap lebih independen dan ahli dalam mengelola permasalahan teknis maupun ekonomi.

Tempo/Subekti
Tempo/Subekti

Zaken kabinet diterapkan di Indonesia

Indonesia dapat dikatakan pernah menggunakan konsep zaken kabinet dalam pembentukan kabinet menteri, karena pada zaman pemerintahan Ir.Soekarno tepatnya pada tahun 1957, Soekarno menunjuk Ir.Djuanda yang merupakan seorang insinyur sebagai Perdana Menteri dan sekaligus ditugaskan untuk membentuk kabinet baru.

Kabinet yang di pimpin Ir.Djuanda dibentuk pada saat Indonesia mengalami berbagai krisis baik di bidang ekonomi maupun politik. Kabinet ini memiliki fokus dan tujuan untuk mestabilkan negara dan memajukan pembangunan dengan lebih menekankan pada kebijakan teknis dan praktis.

Namun yang membedakan Kabinet Djuanda dan zaken adalah kabinet ini tidak sepenuhnya kabinet teknokratik murni seperti pada konsep zaken kabinet. 

Hal ini karena masih ada menteri dalam kabinet yang berasal dari politisi dan partai politik. Selain itu, kabinet ini dibentuk di tengah periode demokrasi terpimpin, di mana kepentingan politik dan kekuasan presiden tetap berperan besar dalam pembentukan kabinet tersebut.

Setelah mengurai pengertian hingga sejarah dari zaken kabinet ini, kita bisa melihat konsep kabinet Menteri ini dari dua sisi yang berbeda yaitu sebagai solusi dan juga tantangan.

Bisa jadi Alternatif Solusi

Zaken kabinet memang dapat dikatakan bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan negara yang sedang tidak baik-baik saja. Tentu, seperti kita ketahui bahwa zaken kabinet ini berisikan para profesional dan ahli di berbagai bidang tertentu. Sehingga kuat kemungkinannya dari segi kompetensi, merekalah yang memang cocok untuk menangani berbagai permasalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun