Growth Incidence Curve (GIC)Â Indonesia tahun 2019-2022 menunjukkan bentuk U yang mengindikasikan bahwa terjadinya pertumbuhan non-inklusif hingga manfaat pertumbuhan yang hanya terfokus pada 20% kelompok termiskin dan 10% kelompok terkaya.
Hal-hal yang bisa kita lihat dengan jelas ini seperti bagaimana isu biaya pendidikan yang kian hari semakin mahal, akses jaminan kesehatan yang masih sulit, fasilitas umum yang kurang memadai, dan lain sebagainya yang seharusnya kelas menengah ini bisa dapatkan sebagai buah dari kontribusi besarnya terhadap negeri ini.
Jika pemerintah tidak menangani penyusutan atau penurunan kelas menengah ini secara serius, maka ini dapat menciptakan ketidakpuasan yang meluas, yang mana dalam jangka panjang dapat menciptakan kondisi ketidakstabilan sosial dan politik meskipun saat ini pemerintah menganggap bahwa perekonomian ini tampak stabil dan terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H